ShareThis
24 December 2011
22 December 2011
SAYAP PERLINDUNGAN
Ayat : Rut 1:1-5
Tragedi gempa dahsyat di China pada Mei 2008 punya banyak kisah mengharukan. Salah satunya adalah kisah seorang ibu yang meninggal dalam posisi mendekap bayinya yang berhasil bertahan hidup dan diselamatkan. Di tangan sang ibu tergenggam handphone bertuliskan sebuah pesan, "Anakku, apabila engkau selamat, ingatlah bahwa Ibu selalu mencintaimu."
Kitab Rut berkisah tentang riwayat Naomi, perempuan yang mencari perlindungan di tengah terpaan badai kehidupan. Bersama suami dan kedua anaknya, ia mengungsi ke tanah Moab demi mencari perlindungan dari bencana kelaparan. Akan tetapi, bukan perlindungan yang ia dapat, melainkan kesusahan dan kepahitan yang mendalam. Satu demi satu, suami dan dua anaknya meninggal. Jadilah ia sosok perempuan lemah yang rawan bahaya: berstatus janda, orang asing, dan tanpa keturunan. Tanpa masa depan. Hari tuanya suram. Ke mana lagi ia mencari perlindungan? Kisah selanjutnya memperlihatkan bagaimana perlindungan Tuhan berlaku atasnya. Perlindungan yang menaungi layaknya kepak sayap induk burung yang "mendekap" anak-anaknya. Melalui Rut menantu setia yang Tuhan berikan, yang akhirnya dinikahi Boas Naomi menimang cucu laki-laki. Siapa sangka?
Krisis dan kesukaran hidup memang bisa menempatkan kita dalam posisi rawan bahaya. Kita merasa kehilangan satu demi satu apa yang kita anggap bisa menjamin masa kini dan masa depan kita. Namun, sebenarnya Tuhanlah Pelindung sejati kita. Meski yang lain pergi, Tuhan tetap setia menjaga. Meski bahaya mengancam, dalam dekapan kasih-Nya kita tetap terlindung. Yakinlah!
God BLess ^^
KASIH PENGUIN KAISAR
Ayat : 1 Yohanes 3:11-18
Penguin kaisar bertelur satu butir setiap musim kawin. Si jantan bertugas mengerami telur itu dengan menjepitnya di antara kaki dan lipatan lemak di sekitar perutnya selama kira-kira 64 hari. Ia berada dalam kumpulan besar penguin jantan yang berdempetan saling menghangatkan di tengah musim dingin Antartika. Sementara itu, si betina kembali ke laut untuk mencari makan. Ia akan kembali ke sarang menjelang anaknya menetas. Apabila ia terlambat, si jantan dapat memberi makan anaknya dengan cadangan yang diambil dari saluran pencernaannya sampai selama sepuluh hari. Itu akan membuatnya kehilangan setengah bobot tubuhnya. Begitu si betina muncul, giliran si jantan pergi ke laut. Selanjutnya mereka bergantian mencari makan untuk membesarkan si kecil.
Kehidupan unggas kutub tersebut menggambarkan bahwa kasih itu bukan konsep atau kata-kata manis belaka. Kasih adalah kata kerja. Kasih sejati diungkapkan melalui tindakan yang mengutamakan kesejahteraan orang lain, bahkan apabila perlu dengan mengorbankan kepentingan pribadi. Sebagaimana Kristus menyerahkan nyawa-Nya untuk kita, kita pun diperintahkan untuk menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
Actions speak louder than words (Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata). Kasih tidak cukup hanya dinyatakan dengan perkataan, tetapi mesti diwujudkan dalam perbuatan. Sejauh mana tindakan kita mengungkapkan kasih kita bagi saudara-saudara kita? Apakah kita secara bermurah hati menyerahkan nyawa kita waktu, tenaga, talenta, uang bagi saudara-saudara yang memerlukan pertolongan?
God Bless ^^
BERSIAPLAH!
Ayat : Matius 25:1-13
Kita tentu punya kenangan tentang para guru yang pernah mengajar kita di sekolah. Sebagian besar guru biasanya memberi tahu apabila hendak mengadakan ulangan. Namun, ada juga sebagian guru yang lebih suka mengadakan ulangan mendadak, tanpa pemberitahuan. Bagi siswa yang tak pernah berkonsentrasi saat guru memberikan pelajaran atau hanya belajar pada jam-jam menjelang ulangan maka ketika berhadapan dengan guru tipe kedua, dijamin ia akan mendapat nilai buruk. Akan tetapi, siswa yang bijaksana adalah siswa yang tahu persis kebiasaan guru yang demikian sehingga ia selalu belajar untuk berjaga-jaga, jika sewaktu-waktu diadakan ulangan.
Walau kenyataannya sangat berbeda, tetapi kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali kurang lebih dapat digambarkan seperti ulangan mendadak yang biasa diadakan oleh sebagian guru. Tuhan kita, dalam hikmat-Nya yang besar, telah dan akan memberikan tanda-tanda menjelang kedatangan-Nya yang kedua kali. Namun, kapan waktunya tidak Dia sampaikan secara persis. Itulah sebabnya kita perlu selalu berjaga-jaga. Sebab, kapan pun harinya, bisa menjadi hari kedatangan Tuhan Yesus!
Mari terus memohon hikmat Tuhan, agar kita dapat menjalani hidup dengan bijaksana. Setiap hari yang kita jalani merupakan kesempatan untuk menanti-nanti kedatangan-Nya yang kedua kali. Sebab, kita tidak tahu kapan hari itu tiba. Jangan sampai kita menjadi orang kristiani yang, ketika Tuhan Yesus datang, malah sedang "terlelap" seperti perumpamaan lima gadis yang bodoh. Jadilah seperti lima gadis yang bijaksana, yang senantiasa berjaga-jaga menanti sang mempelai.
God Bless ^^
MUMPUNG MASIH MUDA
Ayat : Mazmur 90
Andai seseorang bertanya, "Kapan Anda akan mati?", apa jawaban Anda? Ini pertanyaan yang sulit. Banyak orang meninggal di usia tua, tetapi tidak sedikit juga yang meninggal di usia muda, bahkan kanak-kanak. Kematian memang bisa menjemput manusia kapan saja, sesuai waktu Tuhan. Walaupun demikian, ternyata ada banyak orang yang tidak mau berpikir mengenai kematian. Hal-hal yang berbau kematian kerap dibuang jauh-jauh dari pikiran. Dianggap tabu untuk dibicarakan. Ini memang ironi. Akibatnya, sebagian dari kita kemudian tidak berpikir: "Bagaimana saya mempersiapkan kematian?", "Mau ke mana saya setelah mati?" Sebaliknya, lebih kerap berpikir: "Selagi masih muda, nikmatilah hidup", "Apa lagi yang harus saya capai di hidup ini?"
Kita perlu belajar dari Musa. Berapakah usia Musa saat meninggal? Ia berusia 120 tahun (Ulangan 34:7) cukup panjang. Akan tetapi, apa yang ia katakan mengenai hidup? Hidup itu singkat, seperti rumput yang tumbuh pada waktu pagi dan layu pada waktu petang (ayat 5-6). Oleh sebab itu, Musa memohon hikmat Tuhan agar mampu menghitung hari. Artinya, ia sangat menyadari bahwa hidup itu singkat. Karena itu, ia minta dimampukan untuk mengisi hidupnya secara bijaksana.
Kita memang tidak akan tahu kapan hidup kita akan berakhir. Namun, selagi masih ada kesempatan, gunakanlah waktu dengan bijaksana. Apa yang paling bijaksana bagi kita? Pertama, memastikan keselamatan kita. Kedua, mengambil keputusan untuk percaya kepada Tuhan. Ketiga, mengisi hidup dengan hal-hal yang berkenan di mata Tuhan serta memasyhurkan nama-Nya.
God Bless ^^
21 December 2011
LANGSUNG BERANGKAT
Ayat : Matius 2:1-12
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem, di tanah Yudea, pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (Matius 2:1). Mereka berasal dari tanah yang jauh. "Timur" diperkirakan berada di Babel atau sekarang dikenal sebagai Irak. Ratusan kilometer jaraknya dari Yerusalem, melewati medan gurun pasir yang berat, ditempuh dengan berjalan kaki atau menunggang unta. Mereka disebut kaum Majus, para sarjana dan orang bijak pada masanya, penelaah ilmu perbintangan, yang biasanya bekerja di istana sebagai penasihat raja.
Dan, orang-orang bijak itu mengambil keputusan bijaksana. Injil Matius menyiratkan bahwa mereka tidak menunda-nunda keberangkatan mereka. Mereka tidak menunggu raja itu menjadi dewasa dan tampil sebagai sosok termasyhur, baru mendatanginya. Tidak, mereka langsung bersiap-siap melakukan perjalanan jauh untuk mencari Dia, meninggalkan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari mereka. Mereka hendak menyampaikan penghormatan meski Sang Raja baru lahir. Kita tahu ke-mudian, kegigihan mereka membuahkan hasil gemilang.
Seberapa gigih kita mencari Dia? Kita tak perlu lagi menempuh perjalanan jauh seperti para Majus. Kita dapat mencari Dia di tengah kesibukan sehari-hari dengan meluangkan waktu bersaat teduh, yang kita khususkan untuk menyembah dan belajar dari Kristus. Apakah kita memprioritaskan kesempatan istimewa ini? Seberapa besar kerinduan kita mengenal Dia, mengembangkan hubungan pribadi dengan Dia, mencari dulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya? Atau, kita terlalu sibuk dengan aktivitas "penting" kita dan lebih suka menunda, menunggu waktu yang kita anggap lebih baik?
God Bless ^^
MANA LEBIH AJAIB?
Ayat : Yohanes 20:19-29
Ketika belia, Corrie ten Boom (wanita Belanda yang banyak menyelamatkan kaum Yahudi dari kekejaman Nazi) mendengar Sadhu Sundar Singh bersaksi. Ketika kecil, Sadhu pernah membenci Yesus, membakar Alkitab, melempari misionaris dengan lumpur. Ia meminta Tuhan menampakkan diri jika Dia memang ada. Sadhu ingin tahu apa benar ada surga dan kehidupan setelah mati. Untuk membuktikannya, ia berpikir harus mati dulu. Maka, ia berencana menabrakkan diri pada kereta api yang melaju. Tiba-tiba cahaya menyilaukan melingkupinya. Dan, seorang laki-laki bertanya, sampai kapan ia akan menyangkal Tuhan yang telah mati baginya. Sadhu melihat lubang di tangan laki-laki itu.
Mendengar kesaksian itu, Corrie ingin mengalaminya juga, agar hidupnya mengiring Tuhan tak "membosankan". Namun, saat Corrie menyampaikan hal ini, Sadhu menjawab bahwa sesungguhnya pengalaman Corrie lebih ajaib dibanding pengalamannya: "Saya harus melihat Yesus supaya bisa percaya, sedangkan Anda sudah memercayai Dia tanpa harus melihat."
Kata Yesus kepada Tomas: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya" (Yohanes 20:29). Sedikit murid bisa bertemu Yesus secara langsung. Namun, lebih banyak yang tak bertemu langsung. Itu sebabnya teguran Yesus kepada Tomas mewakili setiap kita yang belum pernah melihat Tuhan kasatmata. Tuhan menegaskan bahwa bukan itu yang terpenting. Melainkan, apakah kita sungguh bersuka karena Tuhan kita ada dan hidup. Dan, secara pribadi mengalami bagaimana Dia hadir serta dekat dengan kita dalam peristiwa besar maupun kecil di hidup kita.
God Bless ^^
UNDANGAN KAIN LAMPIN
Ayat : Lukas 2:8-20
Seorang sutradara film pendek dari Jakarta mendapatkan penghargaan dari sebuah festival film di Eropa. Panitia mengundangnya, tetapi hanya akan menanggung akomodasinya selama ia di sana. Ia harus membiayai sendiri seluruh perjalanannya. Karena tidak berhasil mendapatkan dukungan sponsor, terpaksa ia batal pergi. Penghargaan pun diserahkan tanpa kehadirannya.
Ya, ada undangan yang malah membuat kita termangu karena tidak mampu memenuhinya. Ini sangat berbeda dengan undangan Yesus Kristus. Bayangkan seandainya malaikat berkata: "Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan kain lenan halus dan terbaring di kamar anak raja di istana." Tentulah para gembala akan menggelengkan kepala. "Ini bukan undangan untuk kita. Bagaimana kita bisa ke sana? Baru mau masuk ke gerbang istana saja pasti sudah diusir. Memangnya siapa kita ini?"
Syukurlah, malaikat menggunakan kata sandi lampin dan palungan. Ah, wajah para gembala itu tentu terangkat sumringah. "Ah, Dia sama dengan kita. Kita bisa datang menjenguk-Nya. Yuk, kita pergi ke sana." Dan, begitulah, mereka menjadi orang-orang pertama yang berkesempatan menyambut kedatangan Mesias.
Yesus Kristus masih mengedarkan "undangan kain lampin" sampai saat ini. Dia membuka pintu selebar-lebarnya. Tidak ada tembok penghalang. Tidak ada dress code yang membatasi. Bagaimanapun keadaan kita, di mana pun kita berada, kita bisa datang kepada-Nya dengan keseluruhan diri kita. Apa adanya. Tanpa embel-embel. Tanpa riasan. Dia pasti menyambut kita dengan tangan terbuka.
God Bless ^^
BAGIAN YANG SELAMAT
Ayat : Matius 2:13-18
Saat terjadi bencana longsor di Wasior, Papua Barat, ada banyak korban meninggal. Sayang, daerah bencana itu sulit dijangkau. Namun, seorang pemuda setia mengantar para relawan dengan perahunya ke Wasior, dengan biaya murah. Cukup mengganti biaya bensin, ia bersedia berangkat kapan saja. Saat ditanya alasan ia mau membaktikan diri, jawabnya ialah karena ia adalah bagian dari mereka yang selamat. Orangtua, saudara, dan kerabatnya tewas dalam bencana itu. Sementara, ia selamat karena sedang keluar kota. Maka, itulah caranya menyikapi kepedihan. Bukan hanya meratap, melainkan berbuat sesuatu untuk sesamanya.
Dengan singkat, tetapi memesona, Matius menuturkan sukacita Natal yang pertama. Mesias yang dijanjikan Allah selama berabad-abad, telah datang. Orang Majus, yang dianggap kaum cerdik pandai dari dunia timur, sujud menyembah-Nya. Mereka datang tidak dengan tangan hampa, tetapi membawa upeti layaknya persembahan bagi raja.
Namun, secara mengejutkan Matius menyelipkan kisah pilu para ibu di Betlehem, yang meratap karena bayi mereka dibunuh tentara Herodes. Rupanya Herodes marah karena merasa dibohongi Orang Majus. Maka, ia memerintahkan pembunuhan itu karena ia tak mau seorang raja lain tumbuh dan kelak menumbangkan takhtanya. Akan tetapi, sepasang suami istri muda dengan berani membawa lari bayi mungil mereka, yakni bayi Yesus. Bayi yang kelak akan memberikan seluruh hidup-Nya untuk menebus dosa dunia. Termasuk dosa Anda dan saya! Sekarang, sebagai orang yang diberi hak hidup karena diselamatkan dari kematian kekal, apa yang seharusnya kita lakukan bagi mereka yang masih dikungkung dosa?
God Bless ^^
TOK! TOK! TOK!
Ayat : Lukas 2:1-7
Tego bingung. Sutinah, istrinya, akan segera melahirkan. Karena kondisi Sutinah yang lemah, bidan kampung merujuknya ke rumah sakit terdekat yang mempunyai program Jamkesmas. Sesampai di sana, Sutinah ditolak karena semua kamar untuk rawat inap sudah penuh. Tego tidak berani membawa Sutinah ke rumah sakit swasta karena tak sanggup membayar, tetapi juga tidak tega melihat istrinya kesakitan. Dengan langkah penuh harap, ia menyusuri setiap lorong rumah sakit, berharap ada satu tempat tidur kosong yang lupa terdata oleh petugas rumah sakit supaya Sutinah bisa segera ditolong.
Langkah penuh harap itu mungkin juga dialami Yusuf sesampainya di Betlehem saat berusaha menemukan tempat menginap, sebab Maria hendak bersalin. Mungkin memang tak ada tempat di rumah penginapan yang mereka datangi. Mungkin juga ada, tetapi bukan untuk mereka. Atau memang ada, tetapi pemiliknya tak mau repot karena melihat kondisi Maria yang hamil tua. Penulis Injil Lukas tidak menjelaskan lebih jauh selain bahwa akhirnya Maria melahirkan anak laki-laki yang dibungkus lampin dan dibaringkan di palungan, karena tak ada tempat bagi mereka di penginapan.
Kali ini, "pintu" itu diketuk lagi. Bukan pintu rumah penginapan, melainkan "pintu hati" kita, sebab ke sanalah Yesus ingin "lahir". Ada baiknya mengambil waktu memeriksa hati. Jangan-jangan hati kita sesak oleh berbagai urusan sehingga tak ada ruang lagi bagi Yesus. Atau jika ada, ruang kosong di hati kita sudah diperuntukkan bagi hal lain. Atau, kita terlalu sibuk untuk sekadar membuka hati bagi kelahiran Sang Juru Selamat. Tok! Tok! Tok!
God Bless ^^
IBUKU, IDOLAKU
Ayat : Yesaya 49:14-23
Semasa saya kecil, keluarga kami ada di ambang kemiskinan. Apabila kami makan, Ibu kerap mengambil lagi lauk di piringnya, untuk dibagi ke anak-anaknya. Hingga ia tinggal berlauk garam. Jika ditegur, ia berkata, "Mama sudah cukup. Kita mesti hemat supaya bisa mendukung kakak-kakakmu yang sekolah di luar kota." Pada kali lain, saya sakit sampai berguling-guling. Dengan gemetar, Mama memeluk dan menguatkan saya. Lalu, sambil menangis ia berlutut dan berdoa, "Bapa, jika boleh biar saya saja yang menanggung derita anak ini, tolong jamah dia." Berbagai pengalaman tentang kasih, pengorbanan, dan perlindungan Ibu, sangat menolong saya memahami kasih Allah yang nyata. Bahkan, membawa saya untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
Israel pernah kehilangan jati diri dan hidup tercela dalam pembuangan karena mengandalkan kekuatan sendiri serta bersandar kepada Mesir, sekutunya. Dalam kesusahannya, Israel kemudian menganggap Tuhan tak peduli pada penderitaan umat. Bahkan, menuduh-Nya bagai seorang ibu yang tega meninggalkan bayinya. Namun, Tuhan menuntut Isreal membuktikan hal itu. Sebab, sekalipun ada ibu yang melupakan bayinya, Tuhan sekali-kali tidak akan melupakan umat-Nya. Apabila kasih ibu sudah dianggap paling besar di bumi ini, betapa lebih besar dan kuatnya lagi kasih Allah yang tak pernah putus asa mendampingi dan menguatkan umat-Nya.
Para ibu yang terkasih, hidup Anda meninggalkan jejak yang dalam di kehidupan anak-anak. Teladanilah kasih Allah yang tak pernah melupakan anak-anak-Nya. Dan, jagalah hidup Anda agar menjadi jembatan bagi anak-anak untuk mengenal Allah.
God Bless ^^
LUKISAN ESQUIVEL
Ayat : Matius 1:1-17
Adolfo Esquivel, seniman Argentina, mengeluarkan serial lukisan ilustrasi Jalan Salib yang unik. Ia menggambarkan bagaimana Kristus keluar dari sebuah penjara modern, dan memikul salib di antara jalanan kota yang sibuk, pabrik yang mencemari udara, penebangan pohon, rumah kumuh, dengan ditemani oleh orang-orang negro korban rasisme, remaja pengangguran yang kecanduan obat, dan ibu-ibu yang anaknya "dihilangkan" oleh para politisi. Interpretasi modern terhadap karya Kristus ini mengingatkan saya kembali bahwa Kristus sesungguhnya juga datang bagi setiap mereka yang menderita di luar sana, saat ini.
Silsilah Kristus yang dicatatkan oleh Matius menegaskan bahwa Kristus hadir untuk semua orang. Ya, kita melihat nama Daud, sang raja besar Israel, di sana. Akan tetapi, ada juga Rahab, seorang perempuan Sundal, dan Rut, si wanita asing. Kristus datang dari silsilah dengan berbagai latar belakang hidup. Dan, semasa hidup di dunia pun, Dia bahkan bersedia ada bersama mereka yang dinomorduakan dan direndahkan masyarakat: perempuan, janda, pemungut cukai, orang miskin, penderita kusta, sampai nelayan dari Galilea (yang kala itu terkenal sebagai daerah kaum "kafir" dan warganya gemar berkelahi).
Mari kita terus mengingat bahwa Kristus ada bersama mereka yang merasakan kerasnya kehidupan. Dia ada bersama orang-orang yang kita pinggirkan karena persaingan ekonomi dan perbedaan tingkat sosial. Apakah kita juga ada bersama mereka? Atau, jangan-jangan kita terlalu sibuk beraktivitas di dalam gedung gereja dan tidak memberkati keluar?
God Bless ^^
KETIKA MARTA MARAH
Ayat : Lukas 10:38-42
Melayani Tuhan jelas merupakan aktivitas yang mulia, apa pun bentuknya. Oleh karena itu, seharusnya pelayanan dilakukan dengan sikap yang benar pula. Namun, terkadang orang mengalami kesamaran arah sehingga tidak dapat bersikap sebagaimana seharusnya. Banyak aktivis gereja bisa marah karena mereka merasa sudah banyak berkorban untuk melayani, tetapi tidak dihargai. Tidak dibantu, malah dicela.
Inilah mungkin yang terjadi pada Marta. Bagaimana bisa Maria membebankan semua kerepotan di pundaknya saja, seolah-olah hanya ia yang berkewajiban melayani tamu? Sampai-sampai Marta memprotes kepada Tuhan Yesus. Namun, Yesus malah membela Maria, membenarkan pilihan Maria untuk duduk di kaki-Nya dan mendengarkan-Nya. Dan, Marta ditegur karena telah menyusahkan diri dengan hal-hal di luar itu. Maria telah memilih yang terbaik, yakni membiarkan Tuhan melayaninya. Jika Marta disibukkan dengan pelayanannya bagi Yesus, Maria disibukkan oleh pelayanan Yesus baginya. Dan, Yesus menghargai sikap Maria yang seperti seorang murid mau belajar dan mau mendengar.
Sudahkah kita juga bersikap seperti seorang murid? Ingatlah bahwa menjadi murid bukan hanya dengan terus-menerus menyibukkan diri dalam pelayanan. Jangan sampai kita menempatkan sesuatu yang baik, seperti pelayanan, menjadi lebih utama daripada yang terbaik, yaitu berpaut kepada Allah mendengar firman-Nya. Ingatlah: kesibukan melayani Tuhan tak bisa jadi alasan untuk tak punya waktu merenungkan firman-Nya. Sebaliknya, keakraban dengan firman-Nya mesti selalu menjadi dasar dalam kita melayani.
God Bless ^^
HIDUP ARIF
Ayat : Efesus 5:15-21
Ada sebagian orang yang menjalani hidupnya dengan "tawar" segala sesuatu ia biarkan berjalan seadanya; hingga tiba-tiba segala sesuatu lenyap tanpa bekas dan tanpa makna. Hari-harinya berlalu begitu saja. Tahu-tahu umur sudah makin bertambah dan akhirnya tinggal rasa sesal berkepanjangan yang menguasai hari-harinya di usia senja. Orang semacam ini hidup, tetapi tidak sungguh-sungguh hidup. Menurut Anthony de Mello, orang semacam ini seperti sedang "tidur" dalam hidupnya.
Dalam istilah Paulus, orang yang tidak saksama memperhatikan hidup disebut orang bebal. Ia hanya memancarkan kekelaman dan kesuraman dari hidupnya. Orang yang berkebalikan dengan itu disebut orang arif. Tentu kita tidak suka dijuluki orang bebal. Akan tetapi, menjadi orang yang arif sangatlah tidak mudah. Orang arif itu "cakap mempergunakan waktu, selalu rindu mengerti kehendak Tuhan, dan menjaga diri dari hal-hal yang memabukkan. Ia penuh roh, berkata-kata penuh makna dan berkat, serta mampu bersyukur dalam segala keadaan. Ia juga hidup rendah hati karena meneladani Kristus." Sebuah daftar yang sangat panjang, bukan? Akan tetapi, sebenarnya daftar itu dapat diringkas; yakni bahwa orang arif itu mengalami, kemudian memancarkan keilahian Kristus dalam pemikiran, perkataan, dan tindakannya. Maka, dari hidupnya "terpancar cahaya Kristus" (ayat 14).
Apa yang kita pancarkan kepada dunia ini: pantulan cahaya Kristus atau kesuraman hati? Apa hasrat yang paling kuat menarik kita: hidup untuk membagikan terang Kristus kepada sesama atau sekadar membuang waktu tanpa makna?
God Bless ^^
18 December 2011
ADVEN
Ayat : Yesaya 51:1-16
Menjelang peringatan Natal, biasanya jemaat dan aktivis gereja disibukkan dengan berbagai kegiatan. Padahal bulan Desember seharusnya menjadi minggu-minggu adven, yakni masa untuk menanti-nantikan kedatangan Yesus Kristus, Juru Selamat yang menebus dosa manusia. Saat-saat di mana kita merenung dan merefleksikan hidup kita yang penuh dengan dosa, dan kengerian hukuman Allah yang akan menimpa akibat dosa itu. Maka, seharusnya kesibukan kita jangan sampai menutupi persiapan hati kita untuk menantikan kedatangan-Nya.
Bacaan hari ini berisi janji Allah untuk memulihkan umat-Nya. Janji pemulihan itu ditujukan kepada sisa umat percaya, yang sedang berada dalam pembuangan. Tuhan, Sang Pencipta dan Pemilik segala sesuatu, akan bertindak untuk membebaskan dan memulihkan umat-Nya. Yang menarik di sini adalah respons dari umat Tuhan. Mereka menyambut pemulihan itu dengan sorak-sorai, dengan kegirangan dan sukacita yang memenuhi mereka sehingga duka dan keluh pun menjauh (ayat 11).
Mari kita menanti Tuhan di hari Natal dengan mengambil sikap seperti umat Israel dalam menyambut Tuhan. Sambutlah kedatangan Tuhan Yesus dengan antusias dan penuh sukacita. Lebih jauh, dengan keyakinan iman bahwa hanya Dia yang sanggup menyelesaikan masalah dosa manusia. Itu sebabnya perlu banyak persiapan hati dalam menyambut Natal. Sediakan waktu untuk meneduhkan hati di tengah berbagai aktivitas. Agar Natal membangkitkan tekat baru kita untuk makin setia kepada Dia. Juga membangkitkan kerinduan untuk berbagi kepada orang-orang bahwa Kristus datang untuk menyelamatkan mereka.
God Bless ^^
ANAK DOMBA ALLAH
Ayat : Kisah Para Rasul 8:26-39
Myfyr Evans, peternak Skotlandia, membeli seekor domba jantan di Northern Area Branch seharga 1, 2 miliar rupiah. Padahal, harga normal domba jantan biasanya hanya 2, 4 juta rupiah. Namun, Evans berani membelinya karena ia meyakini, hewan itu akan membawa kebaikan dan rezeki besar buat peternakannya.
Alkitab menulis juga tentang "Anak Domba", yang tidak hanya membawa kebaikan, tetapi juga menyelamatkan! Ketika itu, sida-sida Etiopia membaca surat Yesaya yang menyebut tentang Anak Domba itu, dan bertanya kepada Filipus, siapa yang dimaksud dalam surat tersebut. Bertolak dari nas itu, Filipus memberitakan Injil keselamatan Yesus Kristus, hingga sida-sida itu percaya dan memberi diri dibaptis dalam nama Yesus (Kisah Para Rasul 8:34-37).
Benar, Yesus Kristuslah Anak Domba Allah yang tak bercacat, yang menebus dosa dunia (1 Petrus 1:18-19). Dan, Dia menjadi seperti domba yang dibawa ke pembantaian, seperti anak domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya. Demikianlah Yesus "Sang Anak Domba Allah" memberikan diri menjadi kurban tebusan bagi dosa dunia. Agar oleh bilur-bilur-Nya, kita menjadi sembuh (Yesaya 53:5). Dan, di bawah kolong langit ini tidak ada Nama lain yang dapat menyelamatkan manusia dari maut, kecuali nama Yesus Kristus (Kisah Para Rasul 4:12).
Sudahkah Anda membuka hidup Anda untuk diselamatkan-Nya? Dan seperti Filipus, sebagai orang yang sudah percaya kepada Yesus Kristus, relakah Anda dipakai Allah untuk mengabarkan Injil-Nya? Agar melalui hidup Anda, banyak orang boleh menerima Kristus, diselamatkan, dan memuliakan Allah?
God Bless ^^
1 TON EMAS
Ayat : Keluaran 12:35-36, 38:21-31
Pernahkah Anda menghitung berapa banyak emas, perak, dan tembaga yang dikumpulkan bangsa Israel untuk membangun Kemah Suci? Apabila dihitung dengan konversi takaran masa kini, 1 syikal setara dengan 11, 4 gram, dan 1 talenta setara dengan 34 kilogram. Maka, seluruh emas yang dikumpulkan bangsa Israel untuk membangun Kemah Suci dan isinya adalah sekitar 1 ton! Dengan harga emas yang kini berkisar Rp400.000, 00 per gram maka nilai emas yang mereka bawa adalah sekitar 400 miliar rupiah! Belum termasuk perak dan tembaga yang juga terkumpul sangat banyak saat itu.
Ini tentu nilai harta yang sangat besar, apalagi bagi sekumpulan orang yang baru saja dibebaskan dari perbudakan. Dari manakah mereka mendapatkan harta sebanyak itu? Alkitab mencatat bahwa harta tersebut mereka peroleh dari Tuhan, melalui orang-orang Mesir: "Dan Tuhan membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa itu, sehingga memenuhi permintaan mereka" (Keluaran 12:36). Artinya, harta yang mereka persembahkan bagi Tuhan ini sebenarnya berasal dari Tuhan juga.
Apabila direnungkan, bukankah demikian pula asal harta yang kita miliki? Setiap berkat itu datang dari Tuhan. Dan, diberikan kepada kita melalui tangan orang-orang yang Tuhan pakai. Dengan kesadaran seperti ini, selayaknya kita meneladani apa yang dilakukan bangsa Israel. Ketika Tuhan Sang Pemberi berkat itu meminta mereka memberi persembahan, mereka menyerahkan harta yang dimiliki tanpa menahan-nahan. Apabila saat ini ada pekerjaan Tuhan yang menanti uluran tangan Anda, jangan ragu untuk memberi dengan sukacita.
God Bless ^^
BEREBUT KEPEMIMPINAN
Ayat : Matius 20:20-28
Perilaku anak-anak kerap membuat kita geli dan gemas. Kita memaklumi tingkah mereka sebab mereka memang tengah dalam tahap pertumbuhan dan pencarian jati diri. Akan tetapi, apabila perilaku itu terus terbawa sampai orang itu dewasa, itu bisa membuat muak. Kita menyebutnya kekanak-kanakan.
Sikap kekanak-kanakan itulah yang diperlihatkan oleh para murid ketika mempertengkarkan siapa yang lebih besar, siapa yang paling pantas memimpin, di antara mereka. Mereka ingin berada di posisi kepemimpinan, suatu posisi yang menuntut kedewasaan, tetapi mereka memandang kepemimpinan sebagai dunia yang berpusat pada aku, diriku, dan milikku. Kepemimpinan disambut sebagai wahana untuk memuaskan kepentingan dan ambisi pribadi.
Tuhan Yesus mengoreksi pandangan tersebut. Dia mengajukan cara pandang yang menjungkirbalikkan perspektif para murid. Kepemimpinan sejati tidak berfokus pada diri sendiri, tetapi pada kesejahteraan orang lain. Bekal utamanya ialah kerendahan hati dan kesediaan untuk melayani sesama. Seorang pemimpin akan rela menyingkirkan kepentingan pribadinya demi memberikan sumbangsih yang bermakna bagi orang banyak. Kepemimpinan, dalam pandangan Yesus, bukan terutama mengacu pada kedudukan, melainkan pada sikap dan motivasi hati.
Bagaimana kecenderungan kita? Mengejar posisi atau mengutamakan kesediaan untuk melayani sesama? Mengincar keuntungan pribadi atau sungguh-sungguh rindu untuk memberkati orang lain, kalau perlu dengan mengorbankan kepentingan diri? Bersediakah kita merendahkan diri sebagai pelayan?
God Bless ^^
Popular Posts
-
Jakarta as the capital city of Indonesia plays a very important role in the growth of the country: economically, politically a...
-
Verse: Psalm 3 Why do so many people who can not sleep at night? Burdened with problems that have not been completed? Fear of thieves and r...
-
Ayat : Lukas 8:16-21 Dalam bagian sebelumnya, Yesus berkata kepada para murid bahwa Ia menyembunyikan kebenaran tentang Kerajaan Allah dari...
-
A young Korean artist taken to Hell. The artist was taken to Hell by the Lord, Jesus, Himself. Seorang seniman muda Korea telah dibawa k...