Ayat : Kejadian 28
Suatu hari di sebuah tempat perbelanjaan, anak kami yang baru berusia empat tahun memisahkan diri dari kami. Beberapa saat kemudian kami mendengar suara tangisan kerasnya. Saya bergegas menuju sumber suara. "Kenapa menangis?" tanya saya. "Papa sama mama tidak ada. Saya cari-cari tidak ada, makanya saya menangis." Ia tak menyadari bahwa kami ada di tempat yang sama; tak jauh darinya.
Yakub juga tidak menyadari betapa Allah hadir sangat dekat dengannya, sebelum ia mengalami peristiwa luar biasa dalam perjalanannya ke Padan- Aram (ayat 16). Mungkin ia terlalu larut dalam kesendiriannya. Ia tak lagi bisa menatap orang tuanya, terutama sang ibu yang selama ini dekat dengannya. Ia juga tak lagi bisa dekat-dekat dengan sang kakak yang menaruh dendam. Namun, dalam mimpi yang menakjubkan, Tuhan menyatakan bahwa Yakub tidak sendirian karena Tuhan menyertainya (ayat 12-15). Tuhan memperkenalkan pribadi-Nya kepada Yakub, dan memberikan janji berkat, serta penyertaan sebagaimana yang Dia berikan kepada para bapa leluhur Yakub (ayat 13-15). Betapa hal itu mengubah sikap Yakub (ayat 17-18). Ia menyebut tempat pertemuannya dengan Tuhan sebagai "pintu gerbang surga", "rumah Allah", atau Betel (Bait-El). Ia juga merespons perjumpaan itu dengan komitmen untuk selalu memberikan persembahan kepada Tuhan.
Dalam hal-hal apa kesadaran kita akan kehadiran Tuhan dan kuasa-Nya mengendur? Mintalah kepada Tuhan, supaya baik dalam susah dan senang, kesadaran akan hadirat-Nya tetap menyala dalam hati kita. Kesadaran itu akan membuat perbedaan besar dalam pilihan sikap hidup kita.
God Bless ^^