Ayat : Mikha 6:8-16
Di sebuah perjalanan dengan kereta api Semarang-Jakarta, saya menyaksikan sebuah iklan layanan masyarakat tentang praktik berdagang yang jujur. Di situ digambarkan ada seorang ibu yang membeli gula di pasar. Setelah menerima barangnya, si ibu curiga bahwa gula yang ia terima lebih sedikit daripada yang seharusnya. Maka, ia pergi ke pos uji ulang yang ada di pasar itu. Ternyata benar bahwa ia telah ditipu. Ia pun kembali kepada si pedagang yang menjual gula kepadanya dan memperingatkan konsekuensi hukum bagi mereka yang berdagang dengan timbang-an yang curang.
Tuhan juga sangat peduli dengan praktik bisnis yang jujur. Dalam perikop kita hari ini, kita mendapati bagaimana Tuhan marah karena ada orang-orang di Israel yang melakukan kecurangan dalam menjalankan usaha. Baik itu dengan menggunakan takaran efa yang kurang, timbangan yang menipu, tindak kekerasan, maupun perkataan dusta. Atas kecurangan mereka ini, Tuhan menya-takan penghukuman dengan menarik berkat-berkat-Nya atas mereka.
Dalam menjalankan sebuah usaha, memang kita berusaha mencari keuntungan. Akan tetapi, anak Tuhan harus melakukannya dengan cara yang jujur dan menjadi berkat. Sebab, Tuhan jijik terhadap praktik-praktik curang. Bahkan, hukum juga memandang kecurangan sebagai pelanggaran. Dalam etika dunia usaha pun, meski mungkin sempat mendapat untung lebih besar, mereka yang suka menipu akhirnya akan ditinggalkan para pelanggan. Jadi, jalankanlah setiap usaha kita dengan jujur. Dan, jadilah berkat lewat cara kita menjalankan usaha.
God Bless ^^