Ayat : 2 Samuel 21:15-22
Permainan tradisional anak-anak "main sut" masih punya pesan yang bagus sampai kini. Caranya, dua anak saling beradu gerakan jari tangan. Telunjuk mewakili orang. Kelingking mewakili semut. Ibu jari mewakili gajah. Telunjuk menang melawan kelingking, tetapi kelingking mengalahkan ibu jari. Sedang ibu jari menang atas telunjuk. Prinsipnya, tak ada jari yang akan menang terus. Tak ada pemenang mutlak.
Hidup manusia juga begitu. Siapa yang unggul atas siapa, akan silih berganti. Kita tahu Goliat si raksasa Filistin tewas di tangan Daud (1 Samuel 17:48-50). Kita mengenal Daud sebagai pembunuh raksasa. Namun, Alkitab juga punya kisah lain. Di kemudian hari, Daud pernah nyaris dibunuh raksasa Filistin bernama Yisbi Benob, karena sangat letih berperang. Syukurlah Tuhan menolongnya melalui Abisai yang membunuh raksasa itu (ayat 16). Selanjutnya, pembunuh raksasa Filistin berganti-ganti. Sibkhai membunuh Staf (ayat 18). Elhanan, orang Betlehem, menewaskan Lahmi, saudara Goliat (ayat 19-1 Tawarikh 20:5). Dan, satu lagi raksasa Filistin binasa di tangan Yonatan, kemenakan Daud (ayat 20, 21). Ternyata pembunuh raksasa Filistin bukan hanya Daud.
Di dalam hidup ini, tidak ada peran tunggal. Orang satu sama lain saling membutuhkan. Sekarang saya kuat, bisa jadi esok malah melemah. Kini saya mampu memberi, lusa saya perlu menerima dari orang lain. Kini ia berprestasi, lain kali orang lain yang tampil cemerlang. Kita dipanggil untuk saling menopang. Saling bergantian memikul tanggung jawab. Keunggulan perlu diraih, diperjuangkan, dan dinikmati bersama. Sedangkan yang tetap jadi pemeran utama hanya ada satu: Tuhan!
God Bless ^^