Ayat : Lukas 10:25-37
Teman-temannya heran, Rita datang ke pertemuan pemahaman Alkitab.
Bagaimanapun, mereka gembira karena biasanya meski sudah dibujuk
berkali-kali pun Rita enggan ikut. Kini, walaupun tampak tidak
bersemangat, paling tidak ia muncul. Seusai pertemuan, Ani menanyainya,
"Tumben kamu bisa datang?" Rita menjawab, "Iya-lah, malas di rumah.
Selalu disuruh-suruh melulu. Mau jalan-jalan juga lagi bokek. Ya sudah,
akhirnya aku datang ke sini saja."
Mungkin Rita tidak menyadarinya, tetapi ia mengikuti sikap imam dalam
bacaan Alkitab kali ini. Suatu tindakan yang tidak terpuji. Kita memang
hanya bisa menduga-duga alasan si imam enggan menolong orang yang baru
dirampok tersebut. Akan tetapi, salah satu alasan yang dapat
dipertimbangkan adalah alasan keagamaan. Imam itu enggan mendekati si
korban, dan berisiko bersentuhan dengan luka-luka orang itu, karena hal
itu akan menajiskannya. Dengan kata lain, ia memilih untuk mengutamakan
kesucian ritual daripada menunjukkan kasih, ungkapan dari kesucian hati.
Rita juga menjadikan aktivitas keagamaan sebagai tempat melarikan
diri dari tugas di rumah. Seperti imam tadi, ia mengira kesalehan
lahiriah dapat menjadi topeng bagi kemalasan yang bercokol di dalam
hatinya. Kita perlu mewaspadai sikap semacam ini. Bukan berarti
aktivitas keagamaan tidak penting, tetapi janganlah kita mengejar bentuk
lahiriah belaka. Bukankah sejatinya seluruh aktivitas kita adalah
rangkaian ibadah kepada Tuhan? Karenanya, jika ada urusan yang lebih
vital, bisa saja untuk sementara kita mengatur ulang prioritas.
God Bless ^^