ShareThis

22 May 2013

BELAJAR KEHIDUPAN


Malam berlalu, hampir semua orang mendapatkan the gift of sleep (yang banyak tidak disadari dan lupa mengucap syukur atasnya), lalu ia terbangun. Melakukan rutinitas seperti tahun-tahun yang sudah dilaluinya, siap-siap berangkat kerja, dan herannya seolah tidak pernah siap menghadapi roda kehidupan yang sama dan terkejut akan pengendara dan pengguna lalu lintas lain, bahwa mereka serampangan… maka ia mulai lagi menyumpah, bersungut dan emosi.
Apakah manusia tidak belajar kehidupan? Mengapa hal ini bisa terjadi tiap hari sampai tua tanpa menyadari dan mengubah pikiran bagaimana mengatasi kehidupan aktual yang memang bergulir dengan keadaan yang hampir sama dan ia mengeluarkan sungutan dan makian yang sama, lalu berpenyakit sama dan bersendau gurau kasar dengan cara yang sama?
Menghadapi anak-anak dan pasangan yang sama tetapi tidak pernah berpikir untuk mengubah pola untuk mengaplikasikan penemuan baru untuk mewujudkan keadaan yang berbeda. Mengapa tidak ponder sebentar hari ini, malam ini untuk merenungkan bagaimana menghadapi kehidupan dengan cara yang berbeda?
Pemenang medali Olimpiade tidak pernah mau hidup dengan cara yang sama untuk dapat mengalahkan lawan-lawan dari seluruh dunia. Dulunya ia hanya pelari kampung, tetapi ia mulai harus bangun pagi untuk jadi bugar dan dapat berlari untuk lomba marathon. Seorang yang bermimpi jadi presiden tidak pernah melakukan rutinitas yang membosankan tetapi memulai aktivitasnya di atas rata-rata untuk bisa mencapai karir tertinggi dalam suatu negara. Miss Universe tidak pernah malas untuk merawat tubuhnya dan cara bicaranya untuk mencapai peringkat tertinggi di antara seluruh wanita muda di dunia. Restoran dan hotel termahal di dunia tidak mau tinggal dalam zona umum untuk bisa mendapatkan pelanggan dunia dengan harga di atas rata-rata.
Hidup ini tidak murah, jika yang ingin Anda dapatkan adalah sebuah kualitas. Tetapi jika seorang ingin biasa-biasa saja dan tidak pernah berubah, tidak perlu ngoyo untuk menjalani kehidupan. Bangun dan melewati hidup tanpa memikirkan bagaimana mengubah keadaan. Saya menemukan tulisan di bawah ini, entah dari mana saya lupa, tetapi bukan kalimat saya sendiri. Pernyataan ini menjelaskan lebih lagi, bukan hanya sampai di kehidupan di dunia saja, tetapi perhitungan sampai nanti.
Men who do nothing in the world will do nothing in religion
Men who don't responsible with their job seldom responsible with their God
“Seorang yang tidak melakukan apa pun di dunia juga tidak akan melakukan apa pun dalam keagamaan (dalam kehidupan bertuhan). Orang yang tidak bertanggung jawab dengan pekerjaannya jarang punya tanggung jawab dengan tuhannya.” Sangat jelas bahwa orang yang tidak memperlengkapi dirinya dengan perubahan tidak menyayangi dirinya sendiri! Tetapi orang yang justru ‘keras’ (melatih, disiplin, tidak malas, mengejar) terhadap dirinya, malah yang menyayangi dirinya. Ia menghadiahi dirinya dengan masa depan dan kebaikan. Tentu saja Tuhanlah yang memberkati semua usahanya, sebab di luar Tuhan keberhasilan manusia hanyalah kesia-siaan, walaupun mereka berhasil tetapi tidak penuh, sebab semuanya hanya untuk dirinya sendiri. Sebab dalam diri semua manusia ada satu tempat yang hanya bisa diisi oleh Sang Pencipta.
Pandanglah keberhasilan Yusuf, ia memang disertai Tuhan, tetapi ia juga punya nilai plus yang membuatnya diangkat menjadi kepala dimana pun dia ditempatkan: baik di perbudakan, di penjara, di negeri asing! Ia manis sikapnya dan elok parasnya. Apakah sikap manis datang dari sononya? Terutama waktu dikhianati saudara-saudaranya dan dijual ke perantauan? Itu harus diusahakan, bos! Kalau sikap manis, paras pasti jadi elok. Tapi kalau pun parasnya waktu kecil elok, jika tidak didampingi dengan manis sikap hatinya, maka setampan dan secantik siapa pun, orang pasti jadi elek puol!

Jadi, jika Saudara keluar rumah dan masih juga kaget melihat pengguna jalan lain yang menyerobot jalan Saudara, berarti Saudara belum lama tinggal di dunia! Jika Saudara marah mendengar teriakan pasangan dan kelakuannya yang tetap sama selama bertahun-tahun, maka Saudara rupanya tidak pernah belajar selama ini. Belajarlah, supaya jangan dianggap bodoh dan bebal. Pikirkanlah cara berbeda yang harus diambil, bermeditasilah, berdoalah, mintalah hikmat dari Tuhan untuk mengatasi keadaan yang sama dengan cara yang berbeda. Jangan kaget yaa….
Hal ini jika hanya dibaca dan disingkirkan, maka tidak akan bernilai dan tidak mengubah Saudara. Tetapi jika Saudara pro-aktif dan mau mulai menulis daftar kenegatifan/kemarahan/keegoisan/dendam/sebal/orang-orang itu/perlakuan kasar, dll lalu berusaha untuk mengubah kelakuan dan kata-kata Saudara, maka Saudara akan membawa dampak bagi orang-orang di sekitar Saudara. Sebab jika orang Kristen yang ke gereja dan melayani bertahun-tahun tetapi sikap dan kata-katanya sama dan tidak jadi terang di kegelapan dan tidak diikuti keteladanannya, maka sia-sialah kegiatannya selama ini, selain jika ia mencoba untuk mengubah. Berubah itu tidak mudah, tapi sangatlah mungkin – apalagi jika sudah ada Firmannya, sudah tahu cara-caranya, hanya haruslah disertai dengan tindakan yang nyata.
Banyak indikasinya, tapi saya tulis 2 saja indikasi ketidakadanya perubahan dalam diri Saudara, yang saya yakin  cukup menjadi barometer yang ampuh untuk melihat kedalaman manusia roh Saudara, siapa dirimu, sejauh manakah perubahanmu:
-Masih kaget dan berreaksi dengan sikap dan suara yang sama terhadap hal-hal yang terjadi di sekitar.
-Masih suka menyalahkan orang lain, menuding mereka, membeberkan (sharing) kesalahan/kejelekan orang lain, melampiaskan isi hati.
Kalau Saudara merasa cukup percaya diri dan berkata sudah berubah (banyak orang menganggap benar di pemandangannya sendiri), barometernya adalah:
-tanyakan kepada pasangan Saudara, anak Saudara, orang-orang dekat Saudara.
-apakah sudah sedemikian diikuti keteladanan hidup Saudara, dicontoh, didengar, dicari, dibutuhkan banyak orang.
Itu saja, jika dilakukan dan diupayakan perubahannya, maka Saudara akan belajar kehidupan dan ‘memberi hidup’ kepada banyak orang. Be a blessing today!

Popular Posts

 
Hope and Love Jesus Christ | HLJCC