Genesis 3:11: Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
Genesis 3:12: Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
Genesis 3:13: Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."
Genesis 3:14: Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
Genesis 3:15: Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
Genesis 3:16: Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."
Genesis 3:17: Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
Genesis 3:18: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
Genesis 3:19: dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
Genesis 3:20: Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
Genesis 3:21: Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
Genesis 3:22: Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
Genesis 3:23: Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
Genesis 3:24: Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Waktu Tuhan mengetahui bahwa manusia telah gagal menaati perintah-Nya, maka Ia pertama mengutuk ular yang memperdaya, kemudian Hawa yang diperdaya, lalu terakhir Adam yang terperdaya. Apakah selama ini kita pernah mempertanyakan kenapa Tuhan begitu kejam atau tidak adil? Sepertinya saya tidak pernah membaca kritik dari para theologian atau jemaat awam yang menyalahkan Tuhan karena menghukum mereka atas pelanggaran mereka.
Lebih lagi, di ayat-ayat terakhir dikatakan: lalu Tuhan Allah MENGUSIR Adam dari taman Eden, bahkan MENGHALAU manusia itu dan menempatkan SATPAM Kerub dengan senjata yang wadoh, mengerikannya! Apakah kita pernah mempertanyakan hal itu? Kebijakan, ketidakadilan, konsekwensi seperti itu? Sepertinya biasa-biasa saja tuh.
Lalu kalau anak-anak kita sekolah dan mereka tidak mengerjakan PR atau datang terlambat, atau suka diajak bolos orang tuanya, apakah kita pernah marah dan mempertanyakan hukuman dari guru wali anak kita dan datang melabrak kepala sekolah karena anak kita yang salah itu tidak mau dihukum? Saudara bahkan rela membayar sekolah yang mahal dan bergengsi demi kedisiplinan anak-anak Saudara. Sekolah-sekolah yang mahal bahkan terkenal dengan kedisiplinan dan peraturan yang ketat. Saya melihat bagaimana anak-anak orang kaya yang tadinya bandel dan susah diatur, waktu masuk ke sekolah dengan peraturan ketat malah menjadi baik. Bahkan orang tua berbondong-bondong memasukkan anak-anak ke sekolah yang disiplinnya ketat sekali.
Sekarang gantian saya tanya jemaat di gereja. Apakah jemaat banyak diajari disiplin? Apakah mereka mendapatkan konsekwensi atas ketidak-ingatannya membawa buku wajib, membuat PR, dan tugas-tugas lainnya minggu-minggu sebelumnya? Apakah jemaat pernah didisplin dengan peraturan gereja? Apakah karena alasan kasih karunia dan anugerah maka kita membiarkan jemaat hidup seenaknya, beribadah seenaknya dan akhirnya menganggap enteng anugerah? Apakah dengan kita mengajarkan kedisiplinan demi hidup dan value mereka sendiri lalu disebut tidak ada kasih dan hidup dengan hukum taurat?
Saya ketawa jika mengingat bahwa orang Kristen kalau di luar gereja sangat pandai dan berlogika, tapi jika sudah masuk di dalam gerbang gereja jadi hidup dengan pikiran yang tidak berlogika, sampai-sampai disiplin saja tidak tahu, kasih yang mendidik saja tidak tahu dan dianggap tidak punya kasih.
Ayat di atas baru satu perikop saja tentang pendisiplinan dan konsekwensi yang manusia harus tanggung. Hal semacam itu bukan saja terjadi di masa Perjanjian Lama saja, tetapi bahkan Rasul Paulus yang terkenal sebagai rasul yang mengajarkan anugerah dan tidak hidup di bawah hukum Taurat, bahkan mengajarkan banyak kedisiplinan di jemaat dan gereja-gereja yang ia layani dan kunjungi. Ia bahkan menyuruh mengusir, menjauhi, tidak memberi salam, menyerahkan orang tertentu kepada iblis untuk setiap kasus-kasus yang berbeda. Apakah kita pernah mempertanyakan pendisiplinan Paulus? Rasanya, bahkan penganut doktrin anugerah saja tidak mau menyentuh fakta kebenaran dari tulisan sang rasul selain hanya mencari dan mencocokkan ayat-ayat yang mendukung semua non-disiplin saja. Mari kita lihat ayat-ayat yang kebanyakan dianggap sebagai pengajaran “non-anugerah” atau “non-kasih” ini.
Titus 3:10: Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi.
Titus 3:11: Engkau tahu bahwa orang yang semacam itu benar-benar sesat dan dengan dosanya menghukum dirinya sendiri.
Apakah gereja berani melakukan hal semacam ini sekarang ini? Jarang sekali! Yang melakukan bahkan gereja-gereja Katholik pada jaman dulu, walaupun ada beberapa kasus pendisiplinan yang keliru (tidak diselidiki dengan tuntas), tetapi mereka toh minta ampun saat mengetahui kebenaran dari kesalahan mereka. Kekhilafan atau kesalahan tidak menghapuskan pendisiplinan gereja, tetapi menjadikan suatu pelajaran berharga bahwa mendisiplin harus disertai dengan cross check ulang dari berbagai pihak dan pihak yang bersangkutan di bawah hukum. Apa yang terjadi bila gereja tidak ada pendisiplinan? Namanya pembiaran, apa yang terjadi jika pembiaran merajalela? Noda dan dosa, hati manusia penuh niat kejahatan.
Amsal 14:34: Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa.
Pengkhotbah 8:11: Oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat.
Mengapa mayoritas Orang Kristen dimana-mana, di gereja-gereja hampir seluruh dunia ingin bebas dan tidak hidup dengan aturan? Kita harus ingat bahwa sekalipun kita bebas dari hukum Taurat, namun tetap ada hukum Kristus, ada ketertiban, dan sebagainya.
II Tim 3:16: Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
II Tim 3:17: Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
Mengapa hal di atas tadi bisa terjadi? Karena terlalu lama gereja degradasi, tidak mempertahankan standar, akhirnya standar jadi turun dan tidak lagi bisa memberikan ketetapan dan pendisiplinan. Jika jemaat didisiplin untuk kebaikan mereka, bukannya sadar dan berterimakasih, mereka malah berontak, pindah gereja dan mengolok-olok pendeta/pemimpinnya. Kedua, karena pendeta jadi takut kehilangan jemaat dan diatur jemaat/majelis, sehingga hukum jadi bengkok dan pendeta takut kepada non-pendeta yang punya uang khususnya atau majelis-majelisnya, takut mereka pindah dan saluran dana mampet.
Keduanya sama-sama berdosa, pertama pendeta/pemimpin berdosa karena tidak menegakkan peraturan dan hukum kebenaran dan pendisiplinan jemaat jika ketahuan bersalah dan melanggar. Satunya lagi, jemaat yang tidak mau didisiplin juga berdosa karena tidak rendah hati menerima, malah pindah gereja dengan menjelekkan pemimpinnya. Penyakit ini jika tidak disembuhkan, maka gereja menjadi semakin degradasi dan tidak punya standar. Inilah nasihat rasul besar sepanjang jaman, kepada anak rohaninya:
II Tim 4:2: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
II Tim 4:3: Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
II Tim 4:4: Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
Sudah diprediksi bahwa jemaat akan memalingkan telinganya kepada dongeng dan humor daripada kebenaran Firman yang mendidik. Mereka mau bebas, tidak mau menurut, tidak mau taat dengan ajaran sehat tapi semaunya sendiri yang mereka tidak tahu kadar kesehatannya. Mereka hanya ingin memuaskan telinganya dengan mendengar apa yang memuaskan dagingnya dengan membayar nabi-nabi dan pengkhotbah ringan yang hanya menawarkan kemudahan tanpa tegoran.
Ini akhir jaman, hal ini terjadi dimana-mana, di hampir setiap gereja. Itu sebabnya, jika Saudara anak mahal, bersukacitalah karena didikan, nasihat, teguran, pendisiplinan jika harus. Bapa mana yang tidak mendidik anaknya? Bapa dan anak gampangan yang saling membiarkan dan membebaskan diri masing-masing karena suatu ketakutan kehilangan uang dan tidak mau mendapatkan ajaran. Jangan sampai pada akhirnya Tuhan berkata “Aku tidak kenal engkau, hai pembuat kejahatan!”
Proverbs 3:12 Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.
Hebrew 12:6 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
Hebrew 12:7 Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
Hebrew 12:8 Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.