ShareThis

06 August 2011

LUPA BERTERIMA KASIH



Seorang prajurit Amerika berkesempatan rehat di kamp peristirahatan setelah sekian waktu aktif bertugas. Ketika kembali ke kesatuannya, ia menulis surat kepada Jenderal George Patton dan berteri-ma kasih atas pelayanan mengesankan yang diterimanya di kamp itu. Jenderal Patton membalas bahwa selama tiga puluh lima tahun ia berusaha memberikan perhatian dan kenyamanan sebaik mungkin bagi para prajuritnya. Lalu ia menambahkan bahwa surat prajurit itu adalah ucapan terima kasih pertama yang diterimanya selama ia memimpin Angkatan Bersenjata.

Penyakit lupa berterima kasih mudah menjangkiti kita. Bangsa Israel mengalaminya secara massal. Belum dua bulan mereka di padang gurun (ayat 1). Tuhan sudah mengatasi masalah pertama mereka-kekurangan air-secara ajaib: mengubah air yang pahit menjadi manis (Keluaran 15:22-26). Kini muncul masalah kedua: kekurangan makanan. Alih-alih mengingat pemeliharaan Tuhan sebelumnya, mereka bersungut-sungut lagi kepada Musa dan Harun (ayat 2). Belum dua bulan, dan mereka sudah lupa.

Belum sempat bersyukur, mereka kembali bersungut-sungut. Musa menjawab bahwa sikap tidak tahu berterima kasih itu sejatinya ditujukan kepada Tuhan (ayat 8), Pemelihara mereka yang sesungguhnya.
Bagaimana kita mengatasi penyakit rohani ini? Salah satunya dengan metode doa P4 (Pengagungan, Pengakuan, Pengucapan Syukur, Permohonan). Gunakan segmen Pengucapan Syukur untuk berteri-ma kasih atas kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Atau, kita bisa mengutip ucapan syukur pemazmur, dan menghayatinya sebagai ucapan syukur pribadi kita.

God Bless ^^

ILMU PENGETAHUAN

Ayat : Amsal 1:1-7


Beberapa tahun terakhir terjadi perdebatan ramai antara ilmu pengetahuan dan agama. Baik dalam soal etika kloning dan sel punca. Atau soal teori evolusi. Yang paling mutakhir, mungkin adalah klaim bahwa alam semesta bisa tercipta tanpa campur tangan Tuhan. Sedikit banyak, hal ini bisa membuat kita bertanya-tanya apakah ilmu pengetahuan memang bertentangan dengan iman. Apakah memang orang kristiani tidak boleh terlibat dalam pengembangan ilmu pengetahuan?

Mencermati bacaan kita hari ini, kita menemukan bahwa Alkitab justru mendorong orang untuk mencari pengetahuan. "Pengetahuan" di sini merujuk kepada segala ilmu yang membuat seseorang lebih pandai dan dewasa secara karakter. Ilmu pengetahuan alam dan teknologi-yang kerap mengandung isu yang bisa didebatkan-tentu termasuk di dalamnya. Orang-orang yang tidak mau berusaha menjadi lebih pintar (berhikmat) dan menerima didikan justru disebut orang bodoh.

Lebih jauh, frasa "takut akan Tuhan" dalam Alkitab selalu memiliki arti "hormat, mengagungkan, dan memuliakan Dia". Maka, setiap ilmuwan yang menggali dan mengembangkan pengetahuan dengan hormat dan kekaguman kepada Allah akan menemukan kebenaran luar biasa terhadap misteri alam semesta. Sebab, Dialah Sang Pencipta, sumber segala pengetahuan. Dengan takut akan Tuhan kita dapat menerapkan pengetahuan untuk memuliakan Dia.

Jadi, kita tak perlu ragu terlibat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Juga tak perlu ragu mendorong anak-anak dan orang-orang di sekitar kita untuk mempelajarinya, dengan selalu men-jadikan Tuhan sebagai pusat pembelajaran kita.

God Bless ^^

TETAP TEGUH



Ada sebuah gereja di Bali yang tetap mempertahankan arsitektur Bali dalam bangunannya. Di gereja itu terdapat sebuah kolam dengan bunga teratai yang menghias permukaannya. Pendeta I Made Dana pernah menjelaskan kepada saya bahwa air dan teratai memiliki makna teologis bagi gereja-gereja di Bali. Sebagaimana air kolam itu kadang berpermukaan tinggi, rendah, bahkan pernah hampir kering, demikian pula permasalahan hidup umat manusia. Dan, sebagaimana teratai selalu berada di atas air yang seperti apa pun, demikianlah umat yang beriman kepada Kristus diminta untuk tetap dapat me-ngatasi permasalahan itu.

Jemaat di Filipi diingatkan Paulus untuk "mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar ... karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu ... menurut kerelaan-Nya" (ayat 13). Artinya, perjuangan memelihara iman di dunia yang keras ini bukan perjuangan umat sendiri. Akan tetapi, perjuangan bersama Allah. Maka, umat Tuhan harus meyakini bahwa perjuangan imannya adalah perjuangan yang penting, sebab Allah ikut bersama dan menemani umat-Nya. Hasilnya, adalah kehidupan yang penuh makna dan sukacita. Sekalipun dalam perjuangan itu, terkadang penderitaan dan darah menjadi bagiannya, sebagaimana dialami Paulus: "aku tidak percuma berlomba dan bersusah-susah ..." (ayat 16).

Hidup di dunia ini, bukan hidup yang mudah. Namun, bukan berarti kita boleh menyerah. Dalam kesulitan dan penderitaan, orang yang berjuang bersama Kristus akan beroleh penguatan, makna hi-dup, sukacita. Orang semacam ini seperti bunga teratai yang selalu berada di atas air ... seberapa pun banyak sedikitnya air itu.

God Bless ^^

MAKNA MAKAN MINUM

Ayat : Daniel 1


Batchman Nee pernah berkata, "Banyak orang kristiani tidak tahu bagaimana memuliakan Allah lewat cara mereka makan dan minum. Mereka melakukannya hanya demi memuaskan keinginan. Kita harus tahu, tubuh kita adalah untuk Tuhan dan bukan untuk diri sendiri. Jadi kita perlu berhenti memakainya untuk kesenangan sendiri. Makanan harus mendekatkan kita dengan Allah. Kita makan supaya tubuh sehat, dapat dipakai Tuhan."

Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya, adalah orang-orang muda Israel yang terpilih karena perawakan dan kepandaiannya, untuk bekerja kepada Nebukadnezar (ayat 3, 4). Mereka dibawa ke istana dan di-siapkan untuk melayani di kerajaan. Untuk itu, raja memerintah pemimpin pegawai istana supaya memberi mereka makanan dan minuman raja, yang notabene adalah penyembah dewa. Jadi, walau lezat dan nikmat bagi lidah dan tubuh, makanan dan minuman raja bisa membuat najis (ayat 8). Maka, dengan berani dan rela empat pemuda ini memilih tidak mengambilnya. Mereka meminta sayur dan air (ayat 12), agar tetap taat sebagai hamba Allah. Dan, Tuhan tidak membiarkan mereka kekurangan gizi atau kekurangan hikmat karenanya. Walau hanya makan sayur dan air, mereka malah lebih gemuk (ayat 15) dan berhikmat sepuluh kali lipat (ayat 20) dibanding yang lain!

Kadang kita makan dan minum hanya demi demi kepuasan lidah dan perut. Cermatilah mulai sekarang bahwa cara kita makan dan minum bisa memuliakan Tuhan. Saran Watchman Nee sangat baik diikuti: makan minumlah dengan mengingat bahwa tubuh ini milik Tuhan yang harus dijaga tetap sehat, agar dapat dipakai untuk menyenangkan Tuhan.

God Bless ^^

MENUNDA LIMA MENIT

Ayat :  Bilangan 20:2-13 


Sejarah mencatat nama Marion Jones-Thompson dalam dua hal. Pertama, prestasinya yang luar biasa dalam olahraga atletik. Ia adalah juara dunia lari 100 meter putri tahun 1997 dan 1999 dengan catatan waktu terbaik 10, 70 detik. Di Olimpiade Sidney tahun 2000, ia memenangkan tiga medali emas untuk nomor lari 100 m, 200 m dan lompat jauh putri. Di ajang itu ia juga menyumbangkan dua medali perunggu untuk nomor beregu. Kedua, kebohongannya kepada publik menyangkut masalah dopping yang digunakannya saat Olimpiade Sidney.

Atas kebohongannya tersebut, Jones harus menjalani hukuman penjara enam bulan di Texas dan medali Olimpiade Sidney-nya dicabut. Dalam wawancara setelah keluar dari penjara Jones mengatakan, penyesalan terbesarnya adalah ketika diinterogasi oleh penyidik, ia tidak menunda lima menit. Seandainya ia tidak tergesa-gesa memutuskan untuk berbohong dan mengambil lima menit waktu untuk berpikir, menemui pengacara dan keluarganya yang menunggu di luar ruang penyidikan, tentu tidak akan berakhir demikian.

Mengambil keputusan secara emosional dan tanpa berpikir panjang, memang bisa fatal akibatnya. Hal ini terjadi juga pada Musa. Ia rupanya sudah begitu jengkel dengan kebebalan bangsanya (ayat 10), sehingga kemudian dalam emosinya ia melanggar perintah Tuhan (ayat 11, bandingkan dengan ayat 8). Akibatnya Musa tidak bisa masuk ke Negeri Perjanjian.
Hari ini, sebelum memutuskan sesuatu, "tundalah lima menit". Pikirkan baik-buruknya; bagi diri sendiri atau orang lain. Jangan mengikuti emosi sesaat. Supaya tak menyesal belakangan.

God Bless ^^

PERMULAAN KECIL

Ayat : Zakharia 4


Biji sesawi adalah biji terkecil di antara benih yang biasa dibudidayakan para petani Israel. Bentuknya bundar, berdiameter 1-2 milimeter. Hebatnya, benih paling kecil ini bila ditanam akan bertumbuh menjadi tanaman paling besar di ladang. Begitu besarnya, sampai burung pun dapat bersarang di cabang-cabangnya (Matius 13:31-32).

Biji sesawi mewakili salah satu prinsip Kerajaan Allah: jangan terkelabui oleh ukuran dan penampilan. Nabi Zakharia mengingatkan bangsa Israel akan hal itu ketika mereka membangun kembali Bait Allah. Menurut Alkitab versi New Living Translation, ia berkata, "Jangan meremehkan permulaan yang kecil ini, karena Tuhan bersukacita melihat pekerjaan dimulai, melihat batu penjuru sudah di tangan Zerubabel" (ayat 10). Bait Allah yang baru ini jelas tidak akan dapat menandingi kebesaran dan ke-megahan bait yang dibangun Salomo. Mereka tidak memiliki sumber daya dan tenaga melimpah seperti dulu lagi. Namun, lebih besar dan lebih megah tidak selalu berarti lebih baik. Yang penting, Tuhan menyertai mereka dan mereka mengerjakannya dengan penuh dedikasi. Kalau Tuhan bersukacita atas permulaan kecil ini, mengapa kita tidak?

Kesempatan yang ada di tangan kita mungkin tampak tidak berarti. Apakah kita akan ciut hati, lalu mengerjakannya dengan tidak bersemangat? Biji sesawi mengingatkan bahwa Allah tidak dibatasi oleh ukuran, sumber daya, atau kualifikasi kita. Kita dapat menjadi bagian dari pelayanan Kerajaan Allah ketika kita mendayagunakan kesempatan sekecil apa pun, dengan dedikasi sepenuh hati, dan menye-rahkan hasil akhirnya ke tangan Tuhan.

God Bless ^^

Popular Posts

 
Hope and Love Jesus Christ | HLJCC