ShareThis

03 December 2011

KONSEKUENSI SEBUAH KEPUTUSAN

Ayat : Matius 8:18-22

Aktivitas paling menyenangkan di keluarga kami adalah perbincangan sebelum tidur malam. Suatu kali si bungsu menceritakan keinginannya menjelajah dunia mencari beasiswa untuk sekolah di banyak tempat dan berkarier di banyak negara. Saya memang bangga dengan prestasinya. Namun, saya mengingatkannya pada konsekuensi cita-cita itu: ia harus belajar dan bekerja lebih keras supaya dapat meraih beasiswa dan mampu bersaing dengan tenaga kerja terdidik lainnya.

Tampilnya Yesus dengan pengajaran yang berkharisma, dengan kuasa ilahi untuk menyembuhkan, serta kepribadian-Nya yang hangat, memesona begitu banyak orang. Lalu sesuatu yang tak lazim terjadi. Seorang ahli Taurat kaum yang "biasanya" memusuhi dan mencari kesalahan Yesus dengan penuh kekaguman menyapa Yesus sebagai "rabi" (guru besar). Bahkan, ia menyatakan kerinduan untuk ikut Yesus ke mana pun. Saat menanggapinya, Yesus seolah-olah berkata: "Sebelum mengikut Aku, sadarilah keputusanmu, sebab ada harga yang harus kaubayar."

Yesus tak ingin menggalang pengikut yang hanya terseret emosi sesaat. Semangatnya mudah berkobar, tetapi sebentar kemudian surut dan lenyap. Yesus mengingatkan bahwa mengikut Dia berarti menyangkal diri dan memikul salib (Matius 10:38), lebih mengutamakan Dia di atas kepentingan sendiri dan keluarga (Lukas 14:26), dan membagikan harta bagi orang miskin (Matius 19:21). Sanggupkah Anda memikul konsekuensi dari keputusan mengikut Dia? Jangan ambil keputusan karena emosi atau ambisi. Ambillah keputusan karena Anda menyadari bahwa Dia yang memanggil maka Dia akan memampukan Anda untuk setia mengiring dan melayani-Nya.

God Bless ^^

TOTAL DAN TETAP

Ayat : Keluaran 13:17-22

Dalam buku pujian Kidung Jemaat, terdapat sebuah lagu berjudul Di Jalanku Ku Diiring. Sepenggal baitnya berbunyi demikian: Di jalanku, ku diiring oleh Yesus Tuhanku/Apakah yang kurang lagi jika Dia panduku?

Selepas dari negeri Mesir, umat Israel dibimbing sendiri oleh Allah, walau Tuhan tidak menuntun umat Israel melalui jalur terdekat ke Kanaan, yakni melewati negeri orang Filistin. Sebab, Tuhan mempertanyakan kesiapan mental Israel jika harus menghadapi peperangan dengan bangsa Filistin (ayat 17). Maka, Tuhan menuntun mereka melalui rute yang jauh lebih panjang, yakni memutar melalui padang gurun menuju Laut Teberau (ayat 18). Pilihan rute yang lebih jauh ini mungkin terasa aneh bagi umat Israel. Namun, ada rencana yang luar biasa di balik perjalanan panjang ini, yakni pendampingan total yang Tuhan nyatakan dan berikan bagi mereka. "TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka ... Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu."

Kini, kita bisa makin mengerti kedalaman lirik lagu di atas: Apakah yang kurang lagi, jika Dia panduku? Kalau Tuhan yang menjadi pandu bagi hidup kita, berarti Dialah yang akan berjalan di depan setiap langkah kita. Maka, tentu Dia akan menunjukkan kepada kita jalan mana yang benar dan paling membawa damai sejahtera. Sudahkah Anda memercayakan jalan hidup Anda hari ini kepada-Nya? Pastikan Tuhan ada di setiap keputusan yang Anda ambil. Dia berjanji untuk membimbing Anda secara total dan tetap.

God Bless ^^

Perjanjian Lama VS Perjanjian Baru

Ayat : 2 Korintus 3:7-11

Yahudi begitu bangga memiliki Hukum Taurat yang tertulis dalam Perjanjian Lama. Mereka juga bangga pada tokoh-tokohnya; seperti Musa dan Abraham. Peristiwa Musa turun dari Gunung Sinai, setelah menerima dua loh batu bertuliskan sepuluh hukum Taurat, sangat berkesan dan tidak akan mereka lupakan. Setelah menemui Tuhan, wajah Musa memancarkan kemuliaan-Nya. Bahkan, sampai ia turun dari Sinai, wajahnya tampak bersinar cemerlang. Akibatnya, orang Israel tak tahan melihatnya. Namun lambat laun, cahaya itu memudar.

Kisah ini dipakai Paulus untuk membandingkan kemuliaan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Paulus menyatakan bahwa Perjanjian Lama akan berakhir dengan penghukuman. Karena, Hukum Taurat berisi standar kebenaran yang tidak dapat dipenuhi oleh siapa pun maka pasti semua orang tidak akan luput dari dosa. Akan tetapi, Perjanjian Baru adalah pembenaran Allah bagi orang yang berdosa. Karena tuntutan Hukum Taurat itu telah dipenuhi secara sempurna oleh Tuhan Yesus. Betapa besar perbedaan antara penghukuman dan pembenaran!

Sampai sekarang, banyak orang masih berpikir bahwa keselamatan dapat diperoleh dengan melakukan perbuatan baik. Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa keselamatan adalah kasih karunia Allah semata. Segala upaya manusia hanya akan menemui jalan buntu; hanya akan berakhir pada kegagalan dan hukuman Allah. Itulah sebabnya, kita yang sudah menerima anugerah penebusan Allah, perlu memiliki hati yang terbeban untuk mendoakan dan memberitakan jalan keselamatan yang merupakan anugerah Allah ini kepada orang lain.

God Bless ^^

Popular Posts

 
Hope and Love Jesus Christ | HLJCC