ShareThis

02 July 2011

KESEMPATAN ITU ANUGERAH



Ted Williams adalah seorang gelandangan yang tinggal di kemah pinggir jalan Columbus, Ohio. Pada tahun 80-an, ia adalah seorang penyiar radio, sebelum hidupnya dihancurkan oleh narkoba dan minuman keras sehingga ia kehilangan kariernya di radio. Ia hidup sebagai perampok, penipu, pemalsu, dan pengemis yang keluar masuk penjara. Suatu hari, sebuah studio rekaman menayangkan suara emasnya melalui YouTube. Dan, itu mengubah hidupnya menjadi sangat terkenal. Dalam siaran televisi NBC, William menyatakan "siap menjalani kesempatan kedua yang diberikan kepadanya".

Bacaan 1 Yohanes 1:8-9 juga berbicara tentang kesempatan baru yang Tuhan tawarkan kepada setiap orang berdosa yang mau bertobat serta dengan sungguh-sungguh datang kepada Kristus; mengakui segala dosanya. Karena Allah itu setia, Dia akan mengampuni (tidak menghukum) dan menyucikan (menjadikan bersih) segala kesalahan kita. Struktur bahasa ayat ini mengungkap kebenaran bahwa setiap kali, kapan pun kita berdosa, lalu dengan sungguh mau bertobat, Dia pasti mengampuni dan menyucikan. Lo, kok enak? Kalau begitu buat dosa saja terus, toh selalu tersedia pengampunan? Siapa bilang dosa itu enak dan nikmat? Awalnya iya. Namun, selanjutnya dosa membawa penderitaan, sengsara, dan ketidaktenangan hidup. Tidak percaya? Ted Williams telah membuktikan pahitnya hidup dalam dosa. Itu sebabnya kini ia sangat menghargai anugerah kesempatan kedua yang ia terima.

Mari memakai kesempatan hidup yang Tuhan anugerahkan lewat pengurbanan Kristus. Yakni dengan tidak bermain-main dengan dosa, tetapi dengan menuruti perintah-perintah-Nya (ayat 3)

God Bless ^^

RAGAM EKSPRESI IMAN

Ayat : Ibrani 11 


Berkunjung ke toko aksesori dan pernik-pernik perhiasan ternyata mengasyikkan juga. Amati saja keanekaragamannya. Dari satu bentuk dasar, misalnya lingkaran, tersedia begitu banyak varian. Menurut warna: polos satu warna, paduan dua tiga warna, beraneka warna. Menurut bahan: kain, plastik, kaca, logam, kayu. Menurut fungsi: anting-anting, bandul kalung, bros, gantungan kunci. Di satu toko saja tak ayal ada ribuan ragam. Betapa kreatif!

Ibrani 11 kerap disebut sebagai "Aula Para Tokoh Iman". Namun, tak salah juga kita menyebutnya sebagai "Aula Keanekaragaman Iman". Tokoh-tokoh yang tercantum di dalamnya memang memiliki satu kesamaan: mereka sama-sama orang yang "percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia" (ayat 6). Namun, lihat saja keanekaragaman bentuk iman mereka. Ekspresi iman Habel berbeda dari ekspresi iman Henokh; lain dari ekspresi iman Nuh; berlainan pula dengan ekspresi iman Yakub. Abraham mengorbankan anaknya; Musa menolak harta dan kesenangan Mesir; Rahab melindungi mata-mata Israel. Setiap orang mengungkapkan kesaksian imannya secara unik dan khas menurut panggilan hidup masing-masing. Tidak ada yang persis sama; namun masing-masing menyenangkan hati Allah.

Kita perlu memiliki iman yang serupa dengan iman orang-orang kudus di dalam Kitab Suci. Namun, kita tidak perlu meniru bulat-bulat ekspresi iman mereka. Keberadaan kita justru dimaksudkan untuk memperkaya ragam ungkapan iman kepada Allah. Kita dapat berdoa, "Tuhan, beri saya ide dan kreativitas untuk mengungkapkan iman saya kepada-Mu melalui cara yang unik pada hari ini"

God Bless ^^

Popular Posts

 
Hope and Love Jesus Christ | HLJCC