ShareThis

24 August 2011

NILAI KEKAL HARTA



Lam Kin Bong adalah pengusaha restoran ternama dari Hongkong. Dalam pelelangan kapal induk bernama HMS Invincible dari Inggris, Mr. Lam menawarnya seharga Rp71.720.000.000, 00. Kapal ini ber-peran penting dalam perang Inggris-Argentina, ketika memperebutkan Falkland pada 1982. Bila menang, Mr. Lam akan mengubah kapal itu menjadi sekolah internasional, guna membina hubungan komunikasi dan budaya antara Inggris-China.

Alangkah indah bila orang-orang kaya di dunia menginvestasikan uang untuk tujuan kemanusiaan, perdamaian, dan kemajuan peradaban. Bukan untuk memicu perang atau mengeksploitasi alam. Da-lam bacaan kita, cara si bendahara memang tidak benar. Namun, mari pelajari kecerdikannya dalam merencanakan masa depan (ayat 8). Ia sadar, kelak ia akan meninggalkan jabatan dan kehilangan otoritas mengelola harta tuannya. Maka, sebelum saat itu tiba ia memakai kesempatan untuk mem-bangun persahabatan, dengan menggunakan harta tuannya. Supaya kelak ia mendapat balasan dengan diberi tumpangan.

Perumpamaan ini mengajarkan bahwa harta yang ada pada kita, bukan milik kita. Kita dipercaya, tetapi hanya untuk mengelolanya. Suatu saat, semua akan kita tinggalkan. Jadi, gunakan kesempatan untuk mengelolanya dengan cerdik, untuk tujuan yang kekal. Harta duniawi memang sangat kecil nilainya dibanding harta surgawi. Namun jangan menyepelekannya. Cara kita mengelola yang "kecil" ini mencerminkan apakah kita orang beriman yang setia kepada Allah atau penyembah Mamon (ayat 10-13). Apakah kita memakai harta dan kemampuan untuk melayani Allah, atau kita diperhamba harta untuk memuaskan nafsu daging?

God Bless ^^

TEGURAN TENTANG KEKHAWATIRAN

Ayat : Matius 6:25-34 


angan kamu kuatir, burung di udara Dia pelihara ... Jangan kamu kuatir, apa yang kau makan minum pakai ... Jangan kamu kuatir, Bapa di surga memelihara". Ini adalah lagu yang kerap kita nyanyikan di gereja. Nadanya enak, liriknya bagus dan menghibur hati. Ya, memang ayat mengenai ucapan Tuhan Yesus lebih sering kita pakai untuk memberi kekuatan dan penghiburan, khususnya tatkala kita sedang menghadapi kekhawatiran dalam hidup. Namun, pernahkah kita melihat ayat ini dari sisi yang lain, yakni sebagai sebuah teguran?

Di pertengahan perikop ini, Tuhan Yesus mengatakan bahwa segala apa yang hendak kita makan, minum, dan pakai, adalah hal-hal yang dicari oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah (ayat 32). Artinya, kita yang mengenal Allah seharusnya tidak perlu mengedepankan hal-hal itu, karena kita memiliki Allah yang maha mengetahui segala kebutuhan kita. Jadi selain menghibur, sesungguhnya ayat ini juga menegur dengan keras. Menegur kita yang mengaku percaya kepada Allah, tetapi masih mengkhawatirkan hal-hal materi. Sebuah teguran agar kita tidak lagi memiliki hati seperti bangsa yang tidak mengenal Allah.

Kekhawatiran memang bisa menggeser fokus pandangan kita kepada Allah. Itu sebabnya Allah meminta kita mencari kerajaan-Nya terlebih dulu dalam segala hal (ayat 33). Bila Allah ada di tempat terbesar di hati kita, bila Allah menjadi yang terutama di hidup kita, maka kita akan memiliki pengharapan yang pasti. Percayailah Allah dengan sepenuh hati, maka atas segala yang kita perlu, Dia tidak pernah akan berdiam diri.

God Bless ^^

LAKUKAN LEBIH DULU



Sering orang berkata, intisari kekristenan ialah kasih. Indah, ya? Hanya masalahnya, bagaimanapun kasih adalah suatu kata benda abstrak. Kita masih punya "pekerjaan rumah". Bagaimana meng-ungkapkan kasih secara membumi dalam kehidupan sehari-hari? Syukurlah, Yesus bukan hanya ber-wacana tentang kasih. Dia memberikan teladan. Dia juga menyampaikan petunjuk praktis. Salah satunya ialah nas hari ini, yang dikenal sebagai Kaidah Kencana. Perintah ini berlaku dalam hubungan kita dengan sesama, siapa saja, baik saudara seiman maupun bukan.

Orang kerap menyatakannya dalam bentuk negatif: "Jangan berlaku buruk terhadap sesamamu, kalau kamu tidak ingin diperlakukan secara buruk." Yesus memilih bentuk positif untuk menegaskan signifikansinya. Lebih mudah bagi kita untuk menahan diri tidak melakukansesuatu yang mencelakakan sesama kita. Yesus mengundang kita untuk melangkah lebih jauh: berinisiatif melakukan kebaikan kepada sesama kita. Berprakarsa memikirkan dan mengutamakan kepentingan orang lain. Istilah gaulnya, menjemput bola. "Kamu ingin dikasihi? Kasihilah orang lain lebih dulu."

Jadi, bagaimana mengasihi orang yang Anda jumpai hari ini? Ikuti Kaidah Kencana. Bayangkanlah bila Anda berada dalam posisi orang itu, dan pikirkan bagaimana Anda ingin diperlakukan. Anda ingin disambut dengan senyuman? Tersenyumlah lebih dulu kepada orang itu. Anda ingin didengarkan? Dengarkan lebih dulu curahan hati dan keluh kesahnya. Anda ingin dimaafkan? Maafkanlah orang itu lebih dulu-bahkan sebelum ia meminta maaf. Dan seterusnya. Ya. Lakukanlah lebih dulu.

God Bless ^^

TETAP BERAKAL SEHAT

Ayat : Keluaran 32:1-6 


Pasca gempa yang melanda Pulau Nias pada 2005, saya pulang ke kampung halaman saya itu untuk memastikan kondisi keluarga. Ternyata, trauma gempa masih membekas. Warga merasa seolah-olah tanah yang dipijak masih terus bergerak. Suatu malam, sebuah teriakan membangunkan warga: "Gempa! Gempa! Tsunami!" Spontan, warga berhamburan keluar rumah dan berlarian ke wilayah yang lebih tinggi. Setelah sampai di tempat aman, ternyata tak terjadi apa-apa. Ketika dicari siapa yang meneriakkan kata-kata tadi, ternyata pelakunya seorang pemuda iseng. Tak heran, warga pun mem-peringatkan si pelaku karena geram.

Ketakutan dan kekhawatiran bisa mempengaruhi nalar dan akal sehat manusia. Suatu kali, bangsa Israel sedang menanti Musa turun dari gunung. Namun, Musa tak kunjung turun. Tidak adanya kepe-mimpinan Musa yang menjadi wakil Allah membuat akal sehat mereka buntu dan mengambil jalan pintas. Mereka menjadi lupa pada pengalaman spektakuler bersama Tuhan yang hidup. Puncaknya, mereka pun meminta Harun membuatkan "allah" untuk menggantikan kepemimpinan Musa (ayat 1). Maka, dibuatlah patung lembu emas yang kemudian menjadi "tuhan" mereka.

Tuhan memberi kita akal sehat supaya kita tetap bergantung dan mengarahkan diri pada kehendak dan pimpinan-Nya-sesulit apa pun keadaan yang tengah kita hadapi. Adakah ketakutan dan ke-khawatiran memengaruhi sikap hati kita kepada Allah saat ini? Kiranya setiap kita selalu ingat untuk menundukkan diri dan akal sehat kita kepada Tuhan yang besar, yang kedahsyatan-Nya selalu dapat mengalahkan segala ketakutan dan kekhawatiran.

God Bless ^^

ANAK BAGI BANGSA



Belaian Sayang" adalah lagu karya artis serbabisa-Bing Slamet-yang dinyanyikan kembali oleh beberapa penyanyi terkenal Indonesia. Lagu indah ini mengungkapkan harapan orangtua bagi anaknya yang masih bayi. Sebagian liriknya berbunyi: ibu menjaga, ayah mendoa, agar kau kelak jujur melangkah; jangan engkau lupa tanah pusaka, tanah air kita Indonesia. Bing memandang ideal jika se-orang anak bertumbuh menjadi orang yang saleh dan berguna bagi bangsanya.

Hal ideal tersebut sesungguhnya tidak jauh dari apa yang Alkitab tuliskan. Mazmur 144 menyatakan bahwa suatu bangsa akan berbahagia jika anak-anaknya yang lelaki dan perempuan bertumbuh sehat dan kuat. Sebagai "tanam-tanaman" dan "tiang-tiang penjuru, " kiprah dan karya anak-anak lelaki dan perempuan diharapkan menopang dan menunjang bangsa. Di sini kita melihat bagaimana Alkitab mengaminkan pemahaman umum bahwa anak-anak (muda) adalah tulang punggung bangsa. Suatu bangsa akan sukses dan terpandang jika anak-anaknya sadar bahwa mereka harus berbakti kepada bangsanya. Di sini pula orang kristiani mendapat dimensi tambahan yang penting dan alkitabiah dalam mengasuh anak. Kita harus mendidik anak-anak kita untuk berguna bagi bangsa juga-bukan hanya bagi Allah dan bagi keluarga!

Saat ini, sudahkah kita terapkan dimensi tambahan itu? Sudahkah kita mengarahkan anak-anak kita untuk menggenapi seruan Alkitab ini, agar anak-anak kita juga mengambil peran untuk membangun bangsa Indonesia tercinta? Bangsa ini membutuhkan karya mereka, sumbangsih positif mereka.

God Bless ^^

PELATIH IMAN

Ayat : 1 Korintus 9:24-27


Apakah kegiatan sehari-hari seorang atlet maraton? Ia akan menghabiskan sebagian besar waktunya hanya untuk berlatih; berlari menempuh jarak yang jauh. Esoknya, rutinitas yang sama terulang kem-bali. Maka, sangat wajar jika para atlet merasa jenuh. Mereka kadang jadi malas berlatih, bahkan bisa merasa tidak ingin berlari. Namun apa yang dilakukan sang pelatih ketika melihat pelarinya merasa demikian?

Pelatih akan mendorong para atletnya untuk tetap mendisiplin diri dan terus berlatih. Itu sebabnya terkadang seorang pelatih bisa tampak begitu kejam; seakan-akan ia tak mau tahu keletihan pelarinya. Sampai-sampai si pelari mungkin bisa membenci pelatihnya. Namun, ketika kemenangan berhasil dicapai, maka pelari itu akan sangat berterima kasih kepada sang pelatih yang telah bersikap begitu tegas mendisiplin dirinya.

Hal yang sama juga Tuhan kerjakan dalam hidup kita. Kita adalah para pelari yang harus menyelesaikan pertandingan sampai garis akhir. Untuk mencapai kemenangan itu, Tuhan akan menjadi Pelatih kita dan mempersiapkan kita begitu rupa agar kita sampai ke garis akhir. Namun, saat kita menerima didikan dan disiplin dari Tuhan-Pelatih iman kita, sangat mungkin kita merasa tidak nyaman secara da-ging. Bukankah terkadang kita juga letih dan jenuh secara rohani? Namun, Tuhan tidak mau membiarkan itu. Dia rindu melihat kita menyelesaikan pertandingan dengan baik. Jadi, latihan dan pen-disiplinan Tuhan yang berat itu sebenarnya untuk kebaikan kita sendiri; agar kita dipersiapkan untuk menjadi orang-orang yang berkemenangan.

God Bless ^^

DUA JALUR KERETA API



Pada masa yang sama, Rick Warren, penulis buku Purpose Driven Life, mengalami dua hal yang bertolak belakang. Ia menuai kesuksesan besar karena bukunya tercetak hingga 15 juta eksemplar. Namun bersamaan dengan itu, hatinya merasa berat karena istrinya, Kay, diserang kanker.

Menyikapi hal bertentangan ini, Rick berkata, "Saya terbiasa berpikir bahwa hidup adalah deretan gunung dan lembah-kita berjalan melalui saat-saat gelap, mencapai puncak gunung, kemudian kembali lagi, begitu terus-menerus. Kini saya tidak percaya itu lagi. Hidup ini lebih seperti dua jalur kereta api yang menyatu di ujung, dan di sepanjang waktu Anda akan menjumpai hal baik dan juga hal buruk. Sebanyak apa pun hal baik yang Anda terima, Anda tetap akan menghadapi hal buruk yang mesti diatasi. Sebaliknya, seburuk apa pun hidup yang Anda jalani, selalu ada hal baik yang dapat disyukuri."

Menyadari bahwa manusia tak dapat menghindar dari hidup yang berdinamika seperti dua "jalur kereta", Paulus mengungkap tiga nasihat sederhana tetapi sangat penting untuk selalu dilakukan, da-lam segala keadaaan-baik dan buruk-yakni: bersukacita, berdoa, mengucap syukur. Agar ketika suka datang, manusia tak menjadi takabur. Atau, ketika duka menyapa, manusia tak menjadi habis asa. 

Sebab, sesungguhnya melalui jalan ini Tuhan menolong manusia untuk selalu melihat hidupnya secara seimbang. Bahwa hidupnya terselenggara bukan karena kekuatannya sendiri, tetapi selalu ada Tuhan yang berdaulat. Dan, bahwa manusia hidup bukan hanya untuk menikmati dunia, tetapi bahwa ada urusan kekekalan yang harus dipersiapkan sekarang.

God Bless ^^

MENGISI KEMERDEKAAN

Ayat : Yesaya 58:5-8 


Pada 1942, di masa awal penjajahan Jepang, Amir Syarifuddin Harahap berbicara dalam perayaan Natal BPPKK (Badan Persiapan Persatuan Kaum Kristen). Tokoh kristiani yang kemudian menjadi perdana menteri RI itu mengimbau agar orang kristiani tidak hanya memikirkan alam baka, tetapi "harus berdiri dengan kedua kakinya di tengah masyarakat yang bergolak." Amir berkata demikian karena umat kristiani Indonesia masa itu cenderung apatis terhadap dinamika masyarakat. Mereka lebih suka berfokus pada hal-hal rohani.

Puluhan tahun kemudian, setelah Indonesia merdeka, masalah yang sama rupanya masih melilit umat kristiani di Indonesia. Banyak gereja mengaku "menjunjung Alkitab", tetapi sayangnya cenderung apatis terhadap persoalan bangsa. Mereka lebih suka berfokus pada hal-hal rohani yang berkaitan dengan ibadah, pekabaran Injil. Soal mengisi kemerdekaan Indonesia dengan keterlibatan di segala bidang, nyaris tidak pernah dikaji atau ditekankan.

Tentu, ibadah dan pekabaran Injil perlu. Tetapi jika hanya itu yang dilakukan orang kristiani, berarti kita belum sepenuhnya mengerti isi hati Allah. Dalam bagian Kitab Yesaya yang kita baca hari ini, Allah jelas-jelas menginginkan ibadah umat-Nya berdampak pada perubahan sosial. Isu keadilan (ayat 6) dan kemiskinan (ayat 7), yang secara khusus menyangkut bidang politik, hukum, dan ekonomi, harus menjadi perhatian kita.

Hari ini, biarlah imbauan Amir Syarifuddin mengingatkan kita akan panggilan kristiani di tengah masyarakat. Biarlah kita disemangati kembali untuk turut giat mengisi kemerdekaan bangsa.

God Bless ^^

ALLAH DI EMBUN KELAM



Setiap kali halilintar menggelegar di udara, di tengah hujan deras dan angin yang berembus kencang, anak-anak selalu akan menjerit dan segera lari ke pelukan saya. Ya, suara halilintar yang mengerikan itu, selalu membuat mereka ketakutan.

Kedahsyatan guntur juga pernah membuat umat Israel ketakutan-seperti dalam bacaan hari ini. Keluaran 20 menyaksikan kehadiran Allah dengan sedemikian megah: "guruh mengguntur, kilat sam-bung-menyambung, sangkakala berbunyi, gunung berasap" (ayat 18). Bagaimana umat tidak tergetar dengan tanda-tanda itu? Mereka takut, gemetar, dan berdiri jauh-jauh ... bahkan tak berani mende-ngar Allah yang dahsyat itu berbicara (ayat 19). Ya, kedahsyatan alam yang mewakili kehadiran Allah memang menggetarkan.

Namun, betapa menarik apa yang ditulis pada ayat 21: "tetapi Musa pergi mendekati embun yang kelam di mana Allah ada". Allah yang dahsyat ternyata juga bisa berada di tengah kekelaman embun, yang dalam bahasa Ibrani disebut "araphel", yang bisa berarti "awan pekat". Di sini kita mendapat kesan yang berkebalikan dari gambaran kedahsyatan. Tiba-tiba muncul suasana temaram, dingin, dan teduh. Demikianlah Allah menjelaskan bahwa selain dahsyat, Dia juga bisa teduh. Kedahsyatan dan keteduhan Allah tak perlu dilawankan. Allah bisa hadir dalam kedua suasana itu.

Firman Tuhan mengajar kita bahwa Dia dapat dijumpai dalam hal-hal yang besar dan hebat, juga dalam keteduhan yang menenteramkan. Dia bisa hadir dalam berbagai persoalan hidup. Dalam segala keadaan kita. Sudahkah Anda bertemu Allah hari ini?

God Bless ^^

PAGAR PERISAI

Ayat : Mazmur 5


Anugerah, atau dalam bahasa Yunani charis, ialah kemurahan Allah yang berlaku secara cuma-cuma dan universal. Allah memberikannya bukan karena kita mampu dan hebat, tetapi justru karena kita payah dan tidak berdaya. Anugerah juga berbicara tentang pengaruh kemurahan Allah itu di dalam hati penerimanya, yang selanjutnya melahirkan perbuatan yang penuh rasa syukur kepada Dia yang mem-berikan anugerah. Anugerah memberi kita kuasa dan kemampuan untuk hidup sebagai orang benar.

Daud menggambarkan kedua aspek anugerah itu secara indah. Ia melukiskannya sebagai pagar dan perisai dalam konteks pertempuran melawan musuh. Pagar menggambarkan perlindungan yang mengelilingi kita, menegaskan batas, memberikan rasa aman, menjaga kita terhadap serangan dari berbagai penjuru. Allah menaungi kita karena kita tidak berdaya dan memilih untuk berlindung kepada-Nya (ayat 12). Berlindung dari apa? Dari serangan kejahatan yang diuraikan dalam ayat-ayat sebelumnya. Pagar anugerah Allah memisahkan kita dari si jahat.

Perisai juga melindungi kita, namun dari serangan yang spesifik. Berbeda dari pagar, kita perlu mengangkatnya untuk menangkis serangan musuh. Perisai anugerah, dengan demikian, memampukan kita untuk secara aktif menolak kejahatan, mengelakkan cecaran pencobaan, memadamkan panah api si jahat yang mengincar jiwa.

Setiap hari, dari waktu ke waktu, kita memerlukan anugerah Allah. Di dalam Kristus, kita menerima anugerah demi anugerah (Yohanes 1:16). Dalam perlindungan pagar dan perisai anugerah-Nya itu, kita sepenuhnya aman dan tenang, lega dan puas.

God Bless ^^

GILA VS KERASUKAN SETAN

Ayat : Matius 8:28-34 


Apa perbedaan orang gila dan orang kerasukan setan? Ini pendapat seorang psikiater-sekaligus istri pendeta: "Orang sakit jiwa berpandangan mata kosong meski tindakannya bisa agresif. Sedang orang yang kerasukan akan bermata liar bila ditatap langsung." Sekitar 30 tahun lalu, kami pernah menghimpun para siswa untuk tinggal di home training. Suatu hari, datang seorang pemuda yang sudah 3 hari terlunta-lunta turun-naik mobil tumpangan dan berjalan kaki dari Gombong sampai Yogya. Ia sangat lemas karena tidak makan. Kami memberinya makan, lalu mengajaknya beribadah. Tiba-tiba ia kejang dan menjerit-jerit.

Enam siswa berbadan cukup besar memeganginya, tetapi entah kekuatan dari mana, pemuda loyo ini bisa melemparkan semuanya. Ketika saya menanyainya, "Siapa kamu?" Ia berteriak: "Jangan ganggu aku!" Lalu ia mengaku sebagai si A, si B, si C. Sungguh mengerikan. Lalu saya teringat pada firman Tuhan bahwa bila terang itu datang, gelap akan terusir pergi (Yohanes 1:4-5). Maka, saya pun ber-teriak: "Dalam nama Yesus, pergi, hai engkau kuasa jahat!" Tiba-tiba pemuda itu menggelepar, lalu tertidur hingga pagi. Tuhan memulihkannya.

Alkitab juga menyajikan fakta bahwa setan ada dan bisa bermanifestasi dalam manusia. Di Gadara, dua orang yang kerasukan setan berteriak kepada Yesus: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah?" Namun di hadapan Yesus, setan takluk. Maka, percayalah penuh kepada Yesus. Melalui Roh-Nya, Dia melindungi dan menjagai anak-anak-Nya. Kuasa-Nya melampaui segala kuasa, termasuk kuasa setan (Yohanes 10: 28-30). Jika setan pun mengakui kedahsyatan-Nya, masakan Anda meragukan penyertaan-Nya?

God Bless ^^

MENERIMA KRITIK

Ayat : Matius 21:33-46 


Menerima kritik memang tidak enak. Telinga kita terasa panas dan lidah kita ingin segera membantah. Kalau kita punya kekuasaan yang cukup, kita ingin membungkam si pengkritik dengan cara apa pun, seperti yang digambarkan dalam film V for Vendetta. Film ini mengisahkan tentang situasi negara Inggris yang di masa depan dipimpin oleh seorang diktator. Suatu hari sang diktator menerima kritik da-ri seseorang. Tak lama kemudian, sekelompok pasukan menyergap si pengkritik tersebut. Lalu nasibnya tak pernah terdengar lagi sejak saat itu.

Dalam perikop Alkitab kita hari ini, Yesus mengkritik imam-imam kepala dan orang Farisi melalui perumpamaan-Nya. Secara spesifik, Dia mengkritik bahwa mereka selama ini telah menolak Allah, bahkan hendak membunuh Anak-Nya. Akan tetapi, bukannya para imam dan orang Farisi bertobat, mereka malah berusaha menyingkirkan Yesus. Kita tahu bahwa akhirnya mereka menangkap dan menyalibkan Yesus. Maka, kritik yang Yesus sampaikan tentang mereka sungguh menjadi kenyataan.

Kritik memang tidak enak didengar. Namun kalau dikelola dengan baik, kritik dapat menjadi sesuatu yang berharga. Caranya, dengan dengan tidak langsung bereaksi pada saat dikritik. Sebaliknya, tenangkan diri dan renungkan isi kritik itu. Kalau memang isinya benar, berterima-kasihlah kepada si pengritik dan mulailah mengubah diri kita. Kalau isi kritik itu salah, selidiki mengapa sampai orang me-lemparkan kritik tersebut. Mungkin ada sesuatu yang membuat orang itu salah mengerti tentang kita. Klarifikasikan hal tersebut. Kritik yang terasa pahit bisa saja menghasilkan buah yang manis.

God Bless ^^

BERHATI DEGIL

Ayat : Markus 6:45-52


Orang bijak bisa belajar dari apa pun. Tidak saja dari hal positif, tetapi bahkan dari hal negatif. Maka, kita bersikap bijak dengan tetap berusaha belajar sesuatu dari bacaan hari ini, walau kisahnya men-ceritakan tentang para murid Yesus yang tidak berhati peka.

Biasanya, kisah Yesus dan para murid berakhir dengan pengalaman positif. Namun kali ini, sang "narator" melaporkan bahwa para murid belum juga mengerti, hati mereka tetap "degil" atau "tidak peka" dalam terjemahan barunya (ayat 52). Kata "degil" berasal dari bahasa Yunani: poroo, artinya "tertutupi oleh sesuatu yang tebal, mengeras, tak kunjung paham". Ya, hati para murid tetap poroo, walau mereka baru mengalami peristiwa hebat: Yesus berjalan di atas air. Ironis, bukan? Setelah Yesus menyatakan diri pun, para murid tetap "sangat tercengang dan bingung" (ayat 51). Padahal sebelumnya Yesus juga baru saja membuat mukjizat: memberi makan 5.000 orang (6:30-44, 52). Sungguh disayangkan, hati para murid ini begitu kaku, beku, dan tertutup, sehingga lawatan Tuhan di depan mata tak kunjung menghasilkan sukacita yang penuh rasa kagum.

Kita pun kerap bersikap seperti para murid. Kita tidak selalu cepat paham dan tidak selalu mengerti karya Tuhan. Hati kita tetap degil, keras, kaku, bebal, poroo. Hari ini, mari panjatkan doa untuk satu hal: meminta kepekaan hati untuk melihat kehadiran dan karya Tuhan setiap hari. Agar kita dapat senantiasa hidup dengan rasa syukur dan kagum tiada henti, atas kebaikan-Nya yang tersebar dalam banyak peristiwa. Hati yang penuh kagum, hormat, dan syukur kepada Allah akan membangkitkan kekuatan batin yang besar.

God Bless ^^


TAK PERNAH MELUPAKAN



Shannon Johnson, seorang ibu di Denver US, ditahan dan terancam hukuman penjara 48 tahun. Ia se-ring meninggalkan anaknya yang masih berumur 13 bulan untuk berendam di bathtub sendirian. Pada September 2010, si kecil tewas tenggelam, ketika si ibu asyik ber-"Facebook" di kamar sebelah. Saat ditanyai, Johnson hanya menjawab, "Itu memang tindakan yang sangat bodoh." Sungguh mengherankan dan tak dapat dipercaya. Sebab, umumnya seorang ibu pasti rindu mengorbankan apa saja demi membesarkan anak-anaknya.

Ketika Israel mengalami kesesakan dalam pembuangan, iman mereka goyah. Lalu mereka menganggap, segala sengsara yang mereka alami adalah karena Tuhan meninggalkan umat-Nya. Bagai seorang ibu yang meninggalkan bayi yang sedang disusuinya. Namun, sekalipun ada ibu yang lalai seperti Shannon, sekali-kali Tuhan Allah Israel tidak akan meninggalkan mereka, demikian peneguhan Tuhan melalui Yesaya, nabi-Nya, ketika menjawab tuduhan Israel.

Tuhan berkata, Dia "melukiskan Israel di telapak tangan-Nya" (ayat 16). Kata "melukis" ini bisa diterje-mahkan menjadi "tatoo", yakni lukisan guratan pisau yang takkan terhapus. Demikianlah kasih pemeliharaan-Nya atas Israel. Tuhan tak mengingkari janji-Nya. Bahkan Tuhan akan memakai raja-raja untuk "mengasuh" Israel (ayat 23) dan membawa mereka kembali ke negeri perjanjian untuk kelak membangunnya kembali (ayat 17-21). Apakah Anda dalam kesesakan? Apakah doa Anda serasa tak terjawab? Apakah Anda merasa ditinggalkan Tuhan? Tetaplah teguh, jangan goyah. Tuhan, Penjagamu, tidak terlelap. Ada waktu-Nya, Dia pasti bertindak.

God Bless ^^

TAAT ITU SEDERHANA



Seorang anak dilarang makan permen oleh orangtuanya, karena sedang batuk. Namun ketika ia melihat satu stoples permen di meja makan yang warnanya begitu menarik, maka ia mulai tergoda. Ada keinginan untuk mengambil dan menikmati permen itu. Lalu ia teringat pada larangan orangtuanya. Hatinya bergumul. Ia tahu bahwa sebenarnya ia tidak boleh makan permen selama masih batuk, tetapi keinginannya untuk menikmati permen tersebut ternyata jauh lebih besar dari larangan orangtuanya. Akhirnya, ia lebih memilih keinginan hatinya.

Demikian juga dengan Hawa. Ia tahu bahwa buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, tidak boleh dimakan. Akan tetapi, godaan dan keinginan hatinya mengalahkan larangan tersebut. Ia melihat bahwa buah itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, apalagi buah itu akan memberi pengertian. Sungguh buah yang menarik hati. Dan, dari keinginan tersebut lahirlah perbuatan yang melanggar larangan Allah. Hingga jatuhlah Hawa ke dalam dosa karena ketidaktaatannya.

Sesungguhnya, ketaatan itu sederhana. Kita hanya diminta melakukan apa yang dikatakan Allah, tidak lebih dan tidak kurang. Namun, mengapa dalam kondisi tertentu kita sulit untuk taat? Sebenarnya yang sulit bukan perintah atau larangannya, tetapi mengendalikan keinginan hati kita. Keinginan hati yang bertentangan dengan perintah atau larangan Allah, bisa membuat kita merasa keberatan untuk taat. Mari terus kenali Tuhan dan segala kehendak-Nya, agar setiap keinginan hati kita semakin selaras dengan kerinduan-Nya.

God Bless ^^

DUA MACAM KUIS



Daya tertarik pada sebuah terusan imel yang berisi dua macam kuis. Kuis pertama meminta responden menyebutkan nama lima orang terkaya di dunia, sepuluh pemenang hadiah Nobel, dan pemenang kontes Miss Universe dalam lima tahun terakhir. Dapatkah Anda menjawabnya? Kuis yang kedua meminta para responden menyebutkan dua sahabat yang pernah menolong mereka saat dalam kesu-litan. Lima guru yang pernah membesarkan semangat mereka. Lima orang terdekat yang pernah membuat mereka merasa spesial dan dihargai. Bila Anda mengikuti dua kuis ini, manakah yang dapat Anda jawab dengan lebih mudah?

Nyatanya, popularitas-sehebat apa pun-bisa berlalu. Prestasi-sebesar apa pun-bisa dilupakan. Sebaliknya, kepedulian dan perhatian tulus seseorang, dapat sangat berarti dan mengubah hidup. Bukan berarti prestasi tak penting. Namun, ada tugas kehidupan yang juga penting kita lakukan selagi ada kesempatan. Yakni berbagi berita keselamatan dan berbagi hidup dengan sesama, agar hidup lebih bermakna.

Jangan sia-siakan kesempatan, seperti si orang kaya dalam perumpamaan Yesus. Ketika ia masih hidup, kesenangan hidup menutupi mata hatinya untuk berbagi dengan Lazarus-orang yang ia kenal dan dapat ia jangkau. Lalu ketika hidupnya di dunia berakhir, ia tak dapat mengulang waktu atau mengubah sikap. Padahal, andai dulu ia mau berbagi dengan Lazarus, sangat mungkin kisah hidupnya tak sama. Ia bisa berdampak bagi Lazarus. Sebaliknya, Lazarus pun bisa saja membagikan kebenaran yang menyelamatkan hidup si orang kaya. Maka, jangan takut merasa rugi untuk berbagi. Hidup kita pasti semakin berarti kala kita peduli.

God Bless ^^

MENDOBRAK ALASAN



Alkisah seekor kancil menyapa siput sambil menertawakannya, "Hei lamban, mau ke mana kamu? Kau ini apa bisa berguna, berjalan cepat saja kau tak bisa!" Kata-kata itu melukai hati siput, sehingga ia hanya diam. Karena olokannya tak dijawab, kancil terus mengulangnya. Dan, semakin sering siput mendengarnya, semakin sakit hatinya. Bahkan, ia menjadi yakin dirinya tak berguna!

Dianggap kecil dan tak berguna, bisa mengecilkan nyali. Itulah yang dirasakan Gideon, saat Tuhan me-ngutusnya berperang menyelamatkan Israel dari tangan orang Midian. Ia mengusung kemudaannya sebagai alasan, seolah-olah Tuhan tidak melihatnya. Faktanya, kaum keluarga Gideon memang yang paling kecil di antara suku Manasye. Ditambah lagi, dirinya adalah orang paling muda di keluarganya. Bagi Gideon, dua fakta ini menegaskan bahwa ia bukan siapa-siapa yang bisa berbuat banyak untuk Israel yang besar. Ah, lupakah Gideon, siapa yang memerintahkannya untuk maju?

Tuhan tentu tahu kemudaan Gideon. Ia tak mungkin lupa bahwa kaum Gideon adalah yang terkecil. Ia juga hafal orang-orang yang lebih pandai berperang dibanding Gideon. Tetapi Tuhan Tuhan memberi kemenangan kepada Gideon dan orang-orangnya, yang jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah orang Midian.

Seperti Gideon, pernahkah kita berhadapan dengan "ketetapan Ilahi" yang tampak tidak masuk akal? Mungkin di saat seperti itu kita ingin mengajukan berbagai alasan kepada Tuhan. Kita memaparkan ketidakmampuan dan kelelahan kita, bahkan merasa lebih kecil dibanding orang lain. Ingatlah, Tuhan lebih tahu semuanya tentang kita! Hanya, maukah kita menyerahkan diri di tangan-Nya?

God Bless ^^

MENGASAH GERGAJI

Ayat : Kejadian 2:1-3 


Satu hari, seorang anak kecil bernama Anna mendiskusikan peristiwa penciptaan bersama sahabatnya, Fynn. "Mengapa Tuhan beristirahat pada hari ketujuh? Menurutku Dia tidak melakukannya karena lelah." "Lalu?" "Dia melakukannya karena istirahat ialah sebuah keajaiban terbesar." Kisah ini adalah satu bagian dari novel berjudul Mister God, this is Anna karangan Fynn. Namun, jika kita menilik kem-bali Kejadian 2, kita akan menemukan fakta bahwa istirahat itu memang merupakan hal yang penting. Allah memberkati dan menguduskan hari ketujuh, sebab Dia hendak mengingatkan manusia untuk beristirahat.

Terkadang istirahat mendapat konotasi negatif dalam masyarakat kita sebagai langkah si pemalas. Namun sebaliknya, orang yang mengabaikan istirahat itu sesungguhnya seperti penebang kayu yang bodoh, seperti terurai dalam prinsip Seven Habits yang banyak menginspirasi orang. Penebang kayu yang bodoh akan terus bekerja mati-matian, bahkan walau kapaknya telah menjadi tumpul. Ia tidak mau berhenti sejenak untuk mengasah kapaknya, sehingga hasil tebangannya tidak maksimal.

Dalam hal beristirahat, kita pun dapat mencontoh Yesus. Di tengah kesibukan-Nya mengajar dan menolong orang, kita kerap menjumpai kisah dalam Injil, di mana Dia mencari waktu untuk sendiri. Un-tuk berdiam diri dan berdoa. Itulah istirahat yang sejati. Berhenti sejenak dari rutinitas dan mencari waktu bersama Tuhan. Sudahkah kita mengambil waktu istirahat, yang di dalamnya kita juga mengam-bil waktu bersama Tuhan yang memulihkan dan menyegarkan hidup kita? 

God Bless ^^

Popular Posts

 
Hope and Love Jesus Christ | HLJCC