ShareThis

27 July 2011

TAURAT DAN INJIL

Ayat : Roma 7:1-25


Hukum Taurat itu baik, suci, benar (ayat 12), dan merupakan anugerah Allah bagi manusia. Namun, ia tidak dapat menjadi alat pembersih segala dosa manusia (Galatia 3:21). Hukum Taurat adalah cermin, agar melaluinya manusia mengenal dosa (ayat 7); agar manusia sadar bahwa ia begitu kotor dan tak berdaya menyelamatkan diri sendiri (ayat 18, 24); agar manusia mengenal kebenaran, walau ia kerap tak mampu melakukannya. Ketika ia ingin berbuat benar, nyatanya justru yang jahat yang kerap dilakukan (ayat 15, 19). Sampai-sampai, menyadari ketakberdayaannya Paulus berteriak, "... aku ini manusia celaka" (ayat 24). Maka, seharusnya Taurat membuat manusia berpaling kepada Allah. Mengaku dosanya, memohon ampun, dan membuka diri untuk mengalami anugerah pengampunan dosa di dalam Kristus (ayat 25).

Jika Taurat tak mampu mengubah manusia jahat, dengan apa kita dibenarkan? Inilah Injil, Kabar Baik itu. Di sini setiap orang beriman punya keyakinan kokoh bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan (Roma 1:16, 17). Kita bukan manusia celaka. Seperti Paulus, kita juga bersyukur ada harapan dalam keputusasaan. Mengapa? "Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa .... siapa saja yang tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman" (Yohanes 3:16, 18). Yesus berkata, "Siapa saja yang mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku ... ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup" (Yohanes 5:24). Tuntutan ini kuat, tak kenal kompromi. Anda berhak mengabaikannya, tetapi nasib kekal Anda ditentukan oleh respons Anda terhadapnya. Saya sudah menerima-Nya, bagaimana dengan Anda?

God BLess ^^

SURAT BERACUN



Sejak 1928, ratusan surat beracun dikirimkan kepada warga Teluk Robin Hood, desa berpenduduk 800 orang di pantai timur Inggris. Masing-masing penerima merasa hanya dirinyalah yang diserang sehingga tak ada yang menceritakannya. Baru pada 1948 diketahui bahwa hampir semua penduduk desa itu pernah menerimanya. Isi surat itu begitu kasar, bengis, penuh tuduhan tanpa bukti. Ada yang dituding melakukan kejahatan melacur, membunuh bayi, dan melakukan inses. Begitulah, lebih dari dua dekade surat itu telah menyebarkan kemuraman, antara lain mengakibatkan tiga pendeta sebuah gereja secara berturut-turut mengundurkan diri dan pindah. Sayangnya, penulis surat keji itu belum terbongkar.

Firman Tuhan secara tegas melarang kita menyebarkan kabar bohong, meneruskan gosip, atau memberikan kesaksian palsu. Kebohongan jelas berbanding terbalik dengan karakter firman Tuhan, yang disebut juga sebagai firman kebenaran. Allah yang kita sembah tidak pernah berdusta.
Lebih jauh lagi, kebohongan merusak hubungan dan merobek jalinan kepercayaan dalam keluarga dan masyarakat, serta mengacaukan sistem peradilan. Bayangkan apabila Anda salah seorang penduduk Teluk Robin Hood yang menerima surat beracun itu.

Mungkin bukan kita yang memantik dusta itu, tetapi kita turut memikul tanggung jawab atas kerusakan yang terjadi apabila kita menyebarkannya. Padamkan gosip dengan menolak mendengarkan dan meneruskannya. Seperti dikatakan ibu Thumper si kelinci dalam film Bambi, "Kalau kau tidak dapat mengucapkan sesuatu yang baik, lebih baik tutup mulutmu"

God Bless ^^

MARAH



James Harrison adalah ayah dari lima anak yang tinggal di kota Graham, Amerika Serikat. Pada 4 April 2009 lalu, ia membunuh kelima anaknya di rumahnya sebelum kemudian bunuh diri. Dari penyelidikan polisi, diduga ia melakukan perbuatan tersebut karena marah besar setelah mendapati istrinya berselingkuh sehari sebelumnya.

Kemarahan yang tak terkendali memang berbahaya. Karena itu, Alkitab menasihati kita untuk tidak mudah marah. Bukan berarti kita tak boleh marah sama sekali. Pada saat tertentu, karena alasan yang tepat, kita boleh bahkan harus marah, walau mesti dengan cara yang tepat sebagaimana Musa lakukan.

Saat itu ia sedang tidak bersama-sama bangsa Israel. Ia tengah berada di Gunung Horeb untuk menerima loh batu perjanjian Tuhan. Tiba-tiba didengarnya kabar bahwa Tuhan murka karena bangsa Israel menyembah berhala. Musa pun pergi memeriksanya dan menjadi ikut murka saat melihat apa yang terjadi. Ia pun melemparkan dua loh batu itu hingga pecah. Kemudian, ia mengambil waktu diam sembari berdoa; memohonkan pengampunan Tuhan selama empat puluh hari.

Dari apa yang Musa lakukan, kita bisa belajar tentang alasan dan langkah tepat saat seseorang marah. Sehubungan dengan dosa, kita patut marah atas apa yang dilakukan, meski tetap harus mengasihi pribadi yang melakukannya. Maka, kemarahan tidak semata-mata didasarkan pada emosi atau keegoisan kita. Selanjutnya, pikirkanlah dengan tenang respons tepat yang dapat kita berikan; respons yang memuliakan Tuhan dan membawa damai sejahtera bagi sesama.

God Bless ^^

TUHAN, SILAKAN PERIKSA



Apabila sakit, kebanyakan kita segera pergi ke dokter untuk minta diperiksa. Kita melakukannya agar dokter menemukan penyakit kita dan memberi obat yang tepat. Namun agar obatnya tepat, penyakit-nya pun mesti jelas dulu. Dokter yang baik tidak akan asal memeriksa, juga tidak asal memberi obat. Jika asal, bisa kacau semuanya.

Daud meminta Tuhan memeriksa dirinya (ayat 2). Jangan salah paham, Daud tidak bermaksud tinggi hati, pongah, atau sombong. Daud tidak menantang Tuhan seolah-olah ia tak punya salah atau mau menonjolkan kesucian hatinya. Bukan itu. Daud justru sedang mengadu kepada Tuhan bahwa ia membutuhkan keadilan. Mengapa? Sebab ia sudah hidup dalam ketulusan dan iman yang teguh (ayat 1). Dalam suasana seperti inilah Daud mempersilakan Tuhan memeriksa dirinya. Ya, ia membuka dirinya untuk diperiksa. Ini tampak dari kata yang dipakai Daud: "selidikilah batinku dan hatiku" (ayat 2). Kata Ibrani yang dipakai untuk kata "selidiki" di sini adalah tsaraph. Kata ini dipakai untuk menunjuk pada kegiatan memurnikan logam dari berbagai kotoran. Daud rindu Tuhan memurnikan dirinya. Ia memang sudah belajar hidup tulus dan beriman, tetapi ia sadar masih memerlukan pemurnian Tuhan setiap hari, agar hati dan batinnya terbebas dari segala "kotoran".

Apakah kita bersedia terus diselidiki Tuhan? Bukalah hati dan hidup Anda seluas-luasnya di hadapan Allah. Jangan cepat merasa puas diri; atau merasa sudah beres. Mintalah selalu agar Tuhan memurnikan hati kita setiap hari, melalui segala sesuatu yang diizinkan-Nya terjadi dalam hidup ini.

God Bless ^^

JANJI TUHAN

Ayat : Yosua 10:28-43 


Suatu hari saya membeli sebuah gambar puzzle untuk anak saya. Kemudian saya mengajarkan kepadanya bagaimana memasangkan dan mencocokkan setiap keping dan potongan gambar. Awal-nya, ia melakukannya dengan sabar. Ia mencoba dan mencoba lagi. Namun, lama kelamaan ia jenuh. Anak saya kemudian membiarkan saya yang menyelesaikan gambar puzzle tersebut. Rupanya ia sudah jenuh mengerjakannya, dan sudah tidak sabar ingin melihat hasil akhirnya saja.

Tuhan telah menjanjikan kepada bangsa Israel sebuah negeri yang indah dan kaya. Namun, ternyata Tuhan tidak memberikan seluruhnya sekaligus. Dia memberikannya satu bagian demi satu bagian. Kota demi kota diserahkan kepada bangsa Israel. Dia membuat raja demi raja dan kerajaan demi kerajaan bertekuk lutut kepada umat pilihan-Nya. Tuhan ingin bangsa Israel mendapatkan kota-kota baru setiap harinya. Kemenangan demi kemenangan pun diperoleh.

Pemenuhan janji Tuhan dalam hidup kita terkadang juga datang secara bertahap tak sekaligus. Ketika kita selesai mendapatkan satu bagian dari janji Tuhan, kita harus kembali percaya bahwa Dia akan memenuhi bagian janji yang berikutnya. Demikian seterusnya sehingga kita, waktu demi waktu, tetap ada dalam pengharapan kepada-Nya. Karena itu, tetaplah bersabar pada pemenuhan janji-janji Tuhan bagi kita. Jangan buru-buru menanti hasil akhir saja. Kita pun harus menyediakan diri untuk bekerja keras, juga bertekun dalam perjuangan dengan tetap mengandalkan Tuhan. Maka, Dia akan memberikan kita kemenangan demi kemenangan kepada kita, sesuai janji-Nya.

God Bless ^^

TEBAR PESONA



Untuk menjadi pemimpin dalam perusahaan atau organisasi tertentu, beberapa orang terkadang berkompetisi demi mendapat dukungan dan simpati dari rekan kerja maupun atasan; atau tebar pesona demi mendapat dukungan orang lain. Masing-masing akan menyiapkan diri sedemikian rupa untuk dapat menjadi pemimpin pada saatnya kelak. Namun, mari kita belajar kepada Daud mengenai hal ini.

Alkitab memberitahukan bahwa Daud ditetapkan oleh Allah menjadi pemimpin sejak pipinya masih kemerah-merahan atau masih muda jauh sebelum Saul meninggal dunia. Akan tetapi, hal itu tidaklah membuat Daud jumawa lalu tebar pesona ke penjuru Israel untuk mendapat dukungan, serta menjelek-jelekkan keluarga Saul. Sebaliknya, Daud tetap taat menanti waktu Tuhan. Saul, orang yang akan ia gantikan, tetap ia hormati sebagai orang yang diurapi oleh Allah. Dan, ia tetap menjalani hidupnya secara biasa-biasa saja sebagai rakyat yang harus menghormati rajanya. Sikap Daud yang tetap sabar menanti waktu Tuhan dan tetap menghormati Saul, adalah hal yang perlu kita tiru.

Kekuasaan memang telah lama menjadi salah satu hal yang menyilaukan mata manusia selain harta. Orang berlomba-lomba menggapainya. Terkadang beberapa orang berkompetisi memakai cara-cara yang tidak sehat. Mulai dari tebar pesona, memberi janji yang muluk, membagikan uang, sampai menyikut kiri-kanan, menjilat sana-sini. Padahal seharusnya kita menyadari bahwa di dalam Tuhan, segala sesuatu ada waktunya. Dan, kalaupun kita berusaha meraihnya, seharusnya kita tetap menggunakan cara yang berkenan di hadapan Allah dengan tetap menghormati satu sama lain.

God Bless ^^

KRISTUS MATI GANTI KITA



Shi Jian Feng seorang petani dari Tiongkok dijatuhi hukuman seumur hidup karena dianggap menghindar membayar biaya tol sebanyak 2.300 kali, senilai Rp5.050.000.000, 00. Namun, setelah putusan diambil, tiga hakim yang mengadili perkaranya dicopot dari jabatannya. Pasalnya, adik Jian Feng yang bernama Shi Jun Feng menyerahkan diri kepada polisi dan mengakui bahwa kakaknya itu tidak bersalah. Sang kakak hanya mengambil alih kesalahannya. Dan, Jun Feng pun mengaku telah menyuap petugas pengadilan. Mungkinkah Jian Feng meniru apa yang telah dilakukan Yesus Kristus?

Sebagai Allah Sang Putra, Yesus hadir di dunia sebagai manusia sejati yang sama dengan kita, tetapi Dia tidak berdosa (Ibrani 4:15). Karena semua orang telah jatuh ke dalam dosa maka tak seorang pun berhak menggantikan hukuman sesamanya yang berdosa. Hanya Yesus; manusia Allah itulah yang pantas menggantikannya. Dia pun memberi diri-Nya untuk mati disalibkan, menggantikan kutuk dosa semua umat manusia (2 Korintus 5:21). Dan karena Dia Allah, Yesus berhak mengampuni dosa.

Di atas salib itulah keadilan dan kasih Allah bertemu, hingga dosa seluruh umat manusia lunas terbayar. Diberkatilah orang-orang yang mau percaya dan menerima anugerah pengampunan-Nya. Agar manusia lamanya dimatikan di atas salib Kristus, dan ia menjalani hidup baru untuk Kristus yang telah menebus dosanya (ayat 14-15). Hidupnya penuh syukur, dalam persekutuan dan ketaatan kepada Allah. Hingga ia mampu membangun relasi baru dengan sesama dalam kasih, kejujuran, sikap saling mengampuni dan memberkati.

God Bless ^^

SUSAHNYA LANGKAH AWAL



Sari bingung apakah Anton benar-benar jodoh yang tepat buat dirinya. Padahal waktu pernikahan tinggal dua bulan lagi. Ia tahu bahwa ia mencintai Anton; demikian juga sebaliknya. Namun, ada pertanyaan yang selalu berkecamuk dalam dirinya: "Apakah Anton orang yang tepat?" Ada ketakutan untuk melangkah lebih jauh. Itulah susahnya mengambil langkah awal. Banyak orang yang takut dan ragu-ragu justru pada saat mengambil langkah pertama.

Di sepanjang hidup, kita memang selalu diperhadapkan dengan keputusan-keputusan yang harus diambil. Biasanya, sebelum mengambil keputusan kita diperhadapkan dengan keraguan, ketakutan, atau kekhawatiran, apakah keputusan yang kita ambil itu tepat. Namun, yang dikatakan firman Tuhan hari ini luar biasa. Coba renungkan kalimat "Tuhan menetapkan langkah-langkah orang". Ini berarti bahwa di dalam Tuhan sesungguhnya kita akan mendapatkan langkah-langkah yang pasti, walau terkadang kita tidak tahu apa yang akan kita alami esok hari. Ini adalah janji Tuhan.

Namun, harus dicermati juga bahwa janji ini mengandung syarat, yaitu "bagi orang yang berkenan kepada-Nya". Artinya, apabila kita memang ingin mendapat bimbingan Tuhan dalam mengambil keputusan maka hal pertama yang harus kita lakukan adalah hidup berkenan di hadapan-Nya. Allah telah menyatakan setiap kehendak-Nya melalui firman Tuhan. Dan, dengan kita mendengar serta taat pada firman-Nya, kita tengah dipimpin untuk menjalani hidup yang berkenan. Di dalam Dia, kita mendapat tuntunan yang terbaik, yang memuliakan nama-Nya.

God Bless ^^

MEREBUT ANAK-ANAK



Dalam bukunya Arsitek Jiwa 2, pendeta senior Stephen Tong menulis demikian: "Masa kanak-kanak, khususnya di bawah usia 12 tahun, adalah masa keemasan pembentukan kehidupan yang mungkin menjadi wadah di mana Roh Kudus mengalirkan berkat melalui orang ini kepada banyak jiwa. Atau, mungkin juga menjadi wadah di mana setan memperalat orang ini untuk merusak satu masyarakat atau bangsa".

Kutipan ini menggugah kita untuk menyadari gentingnya perhatian dan pelayanan bagi orang-orang "di bawah usia 12 tahun". Yakni anak-anak di bawah pengaruh kita. Bisa dalam peran kita sebagai orang-tua, kakek nenek, guru pembimbing, dan sebagainya. Bagaimana kita melayani jiwa mereka sehingga masa keemasan ini kita menangkan dari Setan yang mengincar jiwa mereka? Melalui berbagai media, pergaulan, gaya hidup masa sekarang, Setan terus berusaha menarik anak-anak yang masih mencari jati diri dan arti hidup. Inilah masanya kita merebut mereka!

Tak banyak catatan Alkitab tentang Yesus marah. Namun, salah satu yang tercatat dengan jelas adalah saat para murid melarang anak-anak mendekati Yesus. Apa artinya? Yesus juga perlu melayani anak-anak, bukan orang dewasa saja. Inilah karya Yesus yang perlu diteruskan: melayani anak-anak sedini mungkin. Dengan banyak mengajarkan firman Tuhan; dengan banyak memberi masukan dan nasihat rohani; dengan banyak mengajak mereka mempraktikkan iman dan melayani Tuhan. Agar mereka dimeterai oleh Roh Kudus menjadi alat-Nya, dan menjadi pembentuk masa depan yang menyukakan Allah!

God Bless ^^

AMANAT AGUNG



Amanat Agung Tuhan Yesus berisi perintah untuk menjadikan semua bangsa murid Kristus. Namun, sampai dengan abad ini, kita masih mendapati data yang memprihatinkan mengenai penginjilan dunia. Masih ada begitu banyak orang yang belum mengenal dan percaya kepada Kristus. Persentase orang percaya di berbagai negara masih sangat kecil. Apabila kondisi ini terus terjadi, mungkinkah ada yang salah dengan kehidupan orang percaya? Apakah gereja sedang terlena sehingga tugas dan kewajibannya untuk mengerjakan Amanat Agung sampai ke ujung bumi menjadi terlupakan?

Kita semestinya selalu mengingat bahwa fokus pelayanan yang Tuhan Yesus tetapkan selama berada di dunia ini adalah melayani jiwa-jiwa. Lalu jika gereja Tuhan tidak memiliki fokus untuk memenangkan jiwa-jiwa, bukankah ini sesungguhnya merupakan sesuatu yang sangat ironis? Kenyataan yang terjadi adalah gereja Tuhan terlalu berpusat ke dalam dirinya sendiri dan berorientasi pada penggemukan diri sendiri saja. Gereja Tuhan sudah cukup puas jika sudah beranggotakan ratusan atau ribuan jemaat. Ketika jumlah jemaat sudah mencapai angka tersebut, mereka menganggap bahwa tugas mereka untuk menjalankan Amanat Agung Tuhan Yesus sudah selesai.

Saudara, lihatlah di sekeliling. Ada begitu banyak jiwa yang selama ini terabaikan dan belum tersentuh oleh Injil. Apakah kita akan terus berdiam diri dan membiarkan mereka begitu saja? Ataukah hari ini kita mau mengambil keputusan untuk kembali mengerjakan dan melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus yang sempat kita tinggalkan?

God Bless ^^

WASPADAI KEDUA SISI

Ayat : Kejadian 39:1-7


Bisnis Pak Rudy sedang guncang truk pengangkutan miliknya mengalami kecelakaan. Ia baru saja kehilangan ibunda tercinta. Penyakit kencing manisnya kambuh. "Semua ini pencobaan buat saya, " begitu katanya. Namun, sesungguhnya pencobaan tak hanya berkaitan dengan kesusahan. Sebaliknya, situasi menyenangkan juga bisa jadi sasaran empuk pencobaan.

Keberhasilan Yusuf di rumah Potifar berkat penyertaan Tuhan sungguh mengagumkan. Kepercayaan yang diterimanya kian besar. Di kalangan pekerja di rumah itu, ia beranjak dari tingkat paling rendah sampai ke puncak. Wewenangnya untuk mengurus segala sesuatu begitu besar, hingga secara dramatis dilukiskan bahwa tuannya itu "tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri" (ayat 6). Dipandang dari segi karier, Yusuf sedang berada di puncak. Kondisi itu disempurnakan oleh penampilannya yang memikat: "manis sikapnya dan elok parasnya" (ayat 6). Di saat seperti itulah pencobaan datang. Istri majikannya melancarkan rayuan jitu (ayat 7).

Dalam arti tertentu, pencobaan di puncak keberhasilan malah lebih berbahaya. Banyak anak Tuhan terjatuh saat menapaki puncak kesuksesan. Tak tahan menanggung buaian kenikmatan. Waktu sengsara ditanggung bersama istri tercinta, tetapi waktu jaya lupa diri dan mengkhianati istri setianya. Ketika krisis rajin ke gereja, tetapi menghilang tatkala krisis berlalu. Menyalahgunakan jabatan justru ketika kepercayaan yang diberikan makin besar. Pencobaan bisa datang dari dua sisi. Kita pantas berhati-hati. Libatkan Tuhan dalam melawan pencobaan, sebab Dia sumber kemenangan.

God Bless ^^

Popular Posts

 
Hope and Love Jesus Christ | HLJCC