ShareThis

12 September 2011

SESUDAH KECELAKAAN MAUT



Ashoke Ganguli, dalam film The Namesake (dari novel berjudul sama karya Jhumpa Lahiri), memberi nama anaknya Gogol. Ketika Gogol kuliah, nama yang diambil dari pengarang Rusia yang depresi itu membuatnya diolok-olok kawan sekelasnya. Gogol kecewa pada ayahnya, sampai suatu saat Ashoke menjelaskan asal-usul nama itu. Ketika mengalami kecelakaan kereta api yang nyaris merenggut nyawanya, ia sedang membaca buku Nikolai Gogol. "Baba, itukah yang kaupikirkan ketika memikirkan aku? Apakah aku mengingatkanmu pada malam mengerikan itu?" Ashoke menjawab, "Sama sekali ti-dak. Engkau mengingatkanku akan segala sesuatu sesudahnya. Setiap hari sesudah peristiwa itu adalah karunia, Gogol."

Tepat sekali: setiap hari adalah karunia. Bukan hanya bagi orang yang pernah mengalami kecelakaan maut seperti Ashoke, tetapi bagi kita semua. Dan, pemazmur mengajak kita untuk merayakannya. Kapan? Hari ini! Ia tidak berkata, "Kemarin hari yang dijadikan Tuhan, hari yang indah, bukan?" Ia juga tidak berkata, "Besok hari yang dijadikan Tuhan, mari kita bersukacita ketika hari itu datang!" Ya, karena hanya hari inilah hari yang sungguh-sungguh kita miliki, yang dapat kita nikmati.

Bagaimana bersukacita merayakan hari ini? Sukacita adalah buah Roh (Galatia 5:22), pemberian Tuhan, bukan hasil usaha kita. Karena itu, salah satu cara bersukacita ialah menyadari kasih Tuhan. Renungkan ayat tentang kasih Tuhan, misalnya Zefanya 3:17. Berdiam dirilah, biarkan ayat itu "berbicara" kepada Anda secara pribadi, sampai hati Anda dipenuhi kasih-Nya. Kalau sudah begitu, masakan Anda tidak bersukacita?

God Bless ^^

Popular Posts

 
Hope and Love Jesus Christ | HLJCC