ShareThis

17 January 2013

Perubahan karakter dan relasi


Pengajaran Yesus berlanjut. Yesus menegaskan berlakunya hukum Taurat dalam hidup orang Kristen. Namun, penerapannya harus dengan motivasi dan prinsip yang benar, tidak sekadar secara harfiah atau ditafsirkan secara sempit. Agar masuk ke dalam motivasi dan prinsip yang benar, kita harus melihatnya dalam kaitan dengan karakter surgawi yang sudah dipaparkan sebelumnya, khususnya pada ayat 5, 7, 9-10.

Setiap ucapan bahagia itu berimplikasi terhadap relasi dengan sesama. Pertama, membunuh yang disamakan dengan marah dan menggunakan perkataan yang menghina (21-22). Hal itu berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh orang yang lemah lembut (5). Kedua, hidup damai yang menunjukkan relasi dengan Tuhan dicerminkan dari relasi kita dengan sesama, baik saudara maupun lawan kita (23-26). Keduanya berhubungan dengan karakteristik orang yang membawa damai (9). Ketiga, perihal perzinaan (27-28), anggota tubuh yang menyesatkan (29-30), perceraian (31-32) dan sumpah yang berkaitan dengan kejujuran (33-37) semuanya berhubungan dengan karakteristik orang yang suci hatinya (8). Keempat, perihal pembalasan atas kejahatan dan pemaksaan (36-42) berhubungan dengan karakteristik orang yang murah hati (7). Kelima, mengasihi musuh dan penganiaya (43-48) yang berhubungan dengan karakteristik pembawa damai (9), tetapi juga kebahagiaan yang mungkin kita tidak temui saat ini melainkan di sorga kelak (10).

Perintah agar kita sempurna dalam menerapkan peraturan Taurat "sama seperti Bapamu di sorga adalah sempurna" (48) bukanlah sesuatu yang mustahil. Setiap orang Kristen memiliki hidup Kristus yang memampukannya berkarakter surgawi (3-10). Karakter itu memampukannya melaksanakan Taurat dengan motivasi yang benar. Kesaksian Kristen bukan pepesan kosong, tetapi nyata dan memberkati sesama (13-16). Wujudkan kesaksian kita dengan mematuhi perintah Tuhan dengan motivasi yang benar dan dengan menuntut kesempurnaan.

God Bless

Popular Posts

 
Hope and Love Jesus Christ | HLJCC