ShareThis

09 February 2012

ROH PENGENALAN AKAN TUHAN


Dalam sebuah konferensi Alkitab, Prof. Ludwig Kopfwissen dari Universitas Wissenheim menyampaikan ma kalah "Doktrin Paulus tentang Pembenaran oleh Iman". Ia menjelaskan dok trin ini dengan sangat baik. Di akhir kuliahnya, semua pendengar memberikan tepuk tangan yang meriah kare na mereka begitu kagum. Namun, sebelum kembali ke tempat duduknya, ia meng ucapkan komentar yang amat mengejutkan, "Tetapi, semuanya hanyalah omong kosong!" Sang pakar Alkitab ternyata bukanlah seorang yang beriman. Bagaimana bisa seseorang yang meneliti dan menguasai firman Tuhan, tetapi tidak percaya pada Tuhan?

Hal ini sangatlah mungkin karena firman Tuhan tak pernah berdiri sendiri untuk menjamah dan mengubah hati orang. Kuasa firman Tuhan berasal dari pekerjaan Roh Kudus dalam hati seseorang. Demikianlah keyakinan Paulus. Sebab itu, ia ber doa supaya Roh Kudus senantiasa menolong orang percaya un tuk me ngenal Tuhan (ayat 17). Roh Kuduslah yang dapat mene rangi hati kita untuk memahami pengharapan, kemuliaan, kuasa, dan karya Bapa melalui Kristus untuk menebus dunia ini (ayat 18-21).

Tanpa Roh Kudus, kita tidak akan mengalami kuasa transformasi dari firman-Nya dalam kehidupan ini. John Owen, teolog dari abad ke-17, memperingatkan kita, "Jika Roh Kudus tidak bekerja bersama firman-Nya maka Alkitab hanyalah kumpulan huruf mati." Adakah kita senantiasa bergantung pada Roh Kudus saat mem- baca dan mendengarkan firman-Nya? Berdoalah selalu agar Roh Kudus membuka hati kita setiap kali berhadapan dengan firman-Nya.

God Bless ^^

"AKU BENCI MELIHATNYA!"


Melihatlah bersama saya. Sudah tak terhitung gereja yang berdiri tegak hari-hari ini, dengan jemaat yang berkembang. Ibadah spektakuler makin sering kita temui. Di dalamnya, orang-orang kristiani bersorak-sorai memuja hadirat Tuhan.

Melihatlah bersama Yesaya. Apa yang terjadi di surga, sementara di bumi, Yerusalem beria-ria dengan persembahan domba dan lembu mahal (ayat 11) dan perayaan-perayaan rutin yang fantastis (ayat 13-14)? Ironis! Melihat semuanya itu, Yang Mahakudus mencela karena jijik (ayat 11-14). "Aku benci melihatnya! Tanganmu penuh dengan darah!" (ayat 14-15). Allah bahkan menyetarakan Yehuda dengan manusia Sodom dan Gomora (ayat 10)! "Inilah kesalahan Sodom ... kecongkakan, makanan yang berlimpah-limpah dan kesenangan hidup ada padanya dan pada anak-anaknya perempuan, tetapi ia tidak menolong orang-orang sengsara dan miskin" (Yehezkiel 16:49). Allah tak terkesan dengan ibadah, perayaan, atau persembahan yang hebat namun penuh kemunafikan. Dia geram. Meski ada kemegahan di dalam tembok rumah ibadah, kesengsaraan dan kemiskinan masih bercokol di luar tembok (ayat 17).

Lihat, setelah sekian tahun gereja bertumbuh, bukankah kondisi orang-orang di jalanan tak banyak berubah? "Garam" tak lagi asin; "terang" redup nyalanya. Hari ini, pesan Yesaya menghardik umat Tuhan yang merasa diri tengah baik-baik saja. Ada dua pilihan: taat dan ambil ba gian dalam pekerjaan pelayanan di tengah dunia yang Dia kasihi, atau mengabaikan gelisah hati untuk kesekian kali de ngan risiko berhadapan langsung dengan kedahsyat-an murka-Nya (ayat 20).

God Bless ^^

06 February 2012

BERSYUKUR LAGI

Ayat : Mazmur 42

Dalam berbagai bencana yang menimpa negeri ini-tsunami, gunung meletus, angin puting beliung, tanah longsor, banjir, kapal tenggelam, kecelakaan pesawat terbang, dan sebagainya-kita kerap menjumpai berbagai kisah mengharukan dari mereka yang tertimpa bencana. Kisah tentang orang-orang yang dapat terus bertahan di tengah situasi yang berat dan tidak mengenakkan, orang-orang yang mengucap syukur sebab lolos da ri maut. Bagi mereka, selalu ada alasan untuk bersyukur.

Mazmur 42 memberikan gambaran mengenai keresahan umat Tuhan ketika dibuang di negeri asing. Bukan situasi yang mudah. Selama tujuh puluh tahun mereka tidak lagi bisa beribadah di Bait Allah. Nostalgia masa lalu membuat hati tambah pedih (ayat 5, 7). Sangat rindu rasanya untuk bisa kembali beribadah di Yerusalem-bagai rusa merindukan air (ayat 2). Bahkan terlontar seruan seolah-olah Tuhan melupakan umat-Nya (ayat 10). Akan tetapi, pemazmur tidak mau terbenam dalam kenangan masa lalu. Ia mengarahkan diri menatap ke depan; berharap kepada Allah (ayat 6, 12). Ia memiliki keyakin-an yang jelas bahwa dalam keadaan yang berat sekali pun, Tuhan tengah berkarya. Sehingga, ia tetap dapat berkata, " ... aku akan bersyukur lagi kepada-Nya"-Pribadi yang ia kenal sebagai Penolong dan Allah.

Ada masa-masa di mana kesadaran kita akan kehadiran-Nya yang memberi pertolongan mengendur-oleh karena larut dalam persoalan, kekalutan, maupun situasi tak menentu. Dalam keadaan seperti itu, mintalah pertolongan-Nya, supaya kita selalu dapat melihat dan mensyukuri apa yang ada. Sebab, di dalam hadirat-Nya, selalu ada alasan untuk bersyukur.

God Bless ^^

Popular Posts

 
Hope and Love Jesus Christ | HLJCC