Ayat : Filipi 4:6-9
Doa adalah napas hidup orang kristiani." Saya setuju dengan 
pernyataan ini, tetapi sekaligus merasa bersalah karenanya. Bernapas 
mengacu pada aktivitas yang terus-menerus; dan tanpanya kita mati. 
Lantas bagaimana kehidupan doa saya? Jangankan terus-menerus, tak jarang
 ada hari-hari yang saya lewatkan tanpa berdoa. Saya jenuh dan merasa 
"kehabisan bahan". Tampaknya, ada yang salah dengan kehidupan doa saya. 
Atau, mungkin ada yang salah dengan konsep doa saya.
Surat Paulus kepada jemaat di Filipi menawarkan jawaban. Dalam pasal 
4, Paulus memaparkan "persediaan sumber daya" Kristus yang memadai bagi 
pelayanan kita. Kristus menyediakan damai sejahtera sebagai penangkis 
kecenderungan kita untuk khawatir (ayat 6-7). Ketika membacanya, kata 
"segala hal" berkata-kata dengan kuat kepada saya. Segala keinginan 
bahkan kekhawatiran tidak lain adalah bahan doa. Dalam keadaan apa pun, 
kita dapat menyatakannya kepada Tuhan, tanpa harus berlari ke kamar doa 
dulu. Bagaimana dengan keinginan yang egois? Ketika menyatakannya kepada
 Tuhan, kita merendahkan diri dan mempersilakan Dia memperbaiki dan 
mengarahkannya. Bagaimana dengan kekhawatiran?
Ketika kita menyerahkannya, Dia akan mengambilnya dan memberi kita 
damai sejahtera sebagai gantinya (ayat 7). Wah, kalau seperti ini, saya 
tak bakal kehabisan bahan doa: tiap hari saya punya segudang keinginan 
dan kekhawatiran!
Anda mungkin, mirip dengan saya, bergumul dalam kehidupan doa. 
Ungkapkan segala keinginan dan kekhawatiran Anda sebagai doa kepada 
Tuhan. Anda pun tak akan kehabisan bahan doa.
God Bless ^^ 
Unknown