ShareThis

04 April 2012

DIAKONIA


Teladan jemaat mula-mula terus menantang kita hingga kini. Suatu komunitas orang percaya yang "sehati dan sejiwa" (Kisah Para Rasul 4:32) dan di antara mereka "tidak ada seorang pun yang berkekurangan" (Kisah Para Rasul 4:32). Namun, sebagaimana semua komunitas di dunia ini, masalah cepat atau lambat akan muncul. Ada keluhan yang berkaitan dengan pelayanan yang dirasakan kurang adil (ayat 1). Jika tidak diatasi dengan bijak, bisa berbuntut pada krisis perpecahan dalam jemaat.

Penyebab awalnya adalah karena jumlah murid-murid bertambah (ayat 1). Meningkatnya jumlah ini juga diikuti dengan meningkatnya "pelayanan meja" yang perlu diperhatikan, yaitu kebutuhan sehari-hari dari jemaat yang berkekurangan (ayat 2). Para rasul segera bertindak dengan mengangkat tujuh orang untuk menanganinya (ayat 3). Meskipun penulis kitab ini tidak menggunakan kata diaken, tetapi peristiwa ini meletakkan fondasi bagi pengaturan pelayanan diakonia yang kita kenal sekarang, yaitu membantu orang-orang yang membutuhkan. Hasilnya? Firman Tuhan semakin tersebar dan jumlah murid semakin bertambah (ayat 7)!

Pemberitaan Firman dan diakonia tidak dapat dipisahkan. Diakonia merupakan buah dari pemberitaan Firman sekaligus jembatan bagi pemberitaan Firman. Jemaat Tuhan tidak bisa hanya memperkatakan kasih Tuhan dalam Alkitab tanpa menerapkannya dalam tindakan nyata. Supaya berjalan maksimal, pengelolaan diakonia perlu ditugaskan pada orang-orang tertentu, namun tanggung jawab diakonia ada pada seluruh jemaat Tuhan yang rindu membuat nama Kristus dikenal. Satu diakonia apakah yang dapat Anda lakukan hari ini?

God Bless ^^

Popular Posts

 
Hope and Love Jesus Christ | HLJCC