ShareThis

03 April 2012

KEMASAN VS ISI


Komunitas gereja mula-mula itu suka berbagi satu sama lain (4:32-35). Ini salah satu dampak pemberitaan para rasul tentang Kristus yang bangkit. Dengan sukacita mereka mempersembahkan hartanya untuk gereja, bukan berdasarkan hukum agama melainkan berdasar kasih. Saat itu gereja sedang memuji Allah atas pem­berian besar dari Barnabas (4:36-37). Rupanya Iblis tidak suka dengan situasi gereja semacam itu.

Ananias dan Safira melakukan hal yang sama seperti Barnabas (5:1-2). Teguran Petrus mengindikasikan motif iri dalam aksi pasangan ini menjual tanah dan memberi persembahan (ayat 3). Mereka bukan hanya "menahan sebagian dari hasil penjualan tanah" tetapi juga berlagak seperti Barnabas, seolah mempersembahkan seluruhnya. Pemberian mereka tidak tulus dan didasari kasih. Mereka ingin kelihatan saleh seperti Barnabas, dipuji dan dihormati jemaat, tetapi dengan cara yang licik. Tentu saja dengan mudah kemunafikan mereka dibongkar habis oleh Roh Kudus, dan mereka harus menerima ganjarannya. Peristiwa ini membuat jemaat gentar dan belajar bahwa mencobai Tuhan itu hukumannya maut! (ayat 5b dan 11).

Terlihat saleh tidak salah. Kesalehan adalah sarana kesaksian. Namun, apakah kesalehan yang dilihat orang mewakili kesalehan kita yang sesungguhnya di hadapan Allah? Apakah reputasi kita dibangun dengan cara-cara yang benar? Hari ini kita hidup dan melayani di tengah masyarakat yang memuja kemasan dan kurang menghargai isi. Namun, sebagai orang-orang yang sudah ditebus dari dosa, kita harus memiliki kemasan dan isi hidup yang selaras. Karena Tuhan tahu apa yang tersembunyi di dasar hati. Tidak ada yang dapat mengelabui-Nya.

God Bless ^^

Popular Posts

 
Hope and Love Jesus Christ | HLJCC