ShareThis

25 June 2011

JIKA TUAN MAU



Penderita kusta pada zaman Yesus sungguh menderita. Ia dikucilkan, juga wajib selalu membawa bel kecil yang ia bunyikan sambil berteriak, "Najis, najis!" agar orang yang berjumpa dengannya jangan sampai menyentuhnya. Jangankan bersentuhan, mengenai bayangannya saja membuat orang lain najis dan harus mentahirkan diri. Sungguh menyedihkan ketika si kusta harus meneriakkan kepada orang lain bahwa dirinya najis hingga orang lain patut menjauhinya. Lebih menyakitkan lagi, jika ia tahu ada sumber pertolongan, tetapi ia tidak diperbolehkan datang dan meminta kesembuhan.

Akan tetapi, si kusta yang satu ini berbeda. Ia nekat menerobos masuk ke kota tempat Yesus berada, karena ia yakin Yesus satu-satunya Pribadi yang mampu mengubah hidupnya. Dengan penuh harap, ia memohon belas kasihan Yesus: "Tuan, jika tuan mau, tuan dapat mentahirkan aku". Ia yakin Yesus mampu, tetapi ia sadar tidak punya hak apa pun untuk memaksa Yesus memedulikannya, kecuali Dia mau. Ternyata Yesus memang mau. Bahkan, Yesus melakukannya dengan menyentuh tubuh si kusta yang dianggap najis itu.

Anda dan saya sebagai orang berdosa tak lebih dari si kusta yang membutuhkan belas kasihan Allah. Namun, kerap kali kita tidak menanti kemauan Allah terjadi atas hidup kita, tetapi menyodorkan banyak kemauan kita untuk Dia restui. Memaksakan kehendak kita agar menjadi kehendak-Nya. Mari belajar meletakkan diri kita secara benar di hadapan Allah. Kita boleh membawa setiap kebutuhan kita kepada-Nya, tetapi biarlah kehendak-Nya yang jadi atas hidup kita.

God Bless ^^

Popular Posts

 
Hope and Love Jesus Christ | HLJCC