ShareThis

22 March 2012

KASIH DAN HUKUMAN


Pernahkah Anda mendengar ungkapan: "Anda dapat memberi tanpa mengasihi, tetapi Anda tidak dapat mengasihi tanpa memberi"? Kasih kerap kali diidentikkan dengan tindakan memberi. Pemahaman ini tidak keliru, hanya tidak lengkap, karena kasih bisa juga di­wujudkan dalam bentuk hukuman. Tujuannya, supaya orang yang dikasihi menyadari kesalahannya.

Demikan halnya seruan Hosea kepada umat Israel yang pada saat itu hidup dalam penyembahan berhala dan kefasikan. Digambarkan di sini, Efraim terserang penyakit dan Yehuda terserang bisul. Bukannya berlari kepada Tuhan, mereka malah ke Asyur, minta penyembuhan kepada Raja 'Agung' (ayat 13). Akibat ketidaksetiaannya, mereka menerima hukuman yang tak ringan: Tuhan "menerkam" dan "memukul" mereka (ayat 1). Tuhan menghendaki umat pilihan hidup setia dan percaya kepada Pribadi dan kuasa-Nya, bukan kepada berhala atau ilah lain. Tuhan menghukum supaya hidup umat pilihan kembali seturut perintah-Nya. Dalam hukuman terselip kasih Allah kepa­da Israel. Dan, siapa pun yang berbalik; mengaku salah dan mencari wajah-Nya (ayat 15) akan Dia pulihkan-Dia "sembuhkan" dan "balut" (ayat 1) serta Dia "hidupkan" (ayat 2).

Kita meyakini bahwa Allah mengasihi kita. Namun, saat kita membelakangi Allah, kasih-Nya kerap kali dinyatakan melalui penghukuman. Hukuman menjadi sarana Allah mendisiplin kita. Bagaimanakah respons kita saat menerima disiplin dari Allah? Bersyukurlah untuk kasih-Nya. Jangan mengeraskan hati. Kini saatnya berbalik, mengaku bersalah, dan kembali mencari wajah-Nya.

God Bless ^^

Popular Posts

 
Hope and Love Jesus Christ | HLJCC