ShareThis

14 August 2012

PRIVASI


Saat membayangkan apa jadinya jika hak privasi tak pernah ada, tiba-tiba saya menjadi sangat malu. Pasti orang akan heran mengetahui film tidak pantas yang pernah saya tonton, percakapan rahasia saya untuk merusak nama baik orang lain, rencana-rencana busuk saya, atau pikiran-pikiran berdosa yang saya nikmati. Namun, kenapa saya tak pernah malu kepada Tuhan yang selalu tahu gerak-gerik, motivasi, pikiran, dan rancangan-rancangan yang paling tersembunyi sekalipun. Saya lebih takut nama baik saya tercemar dibandingkan takut pada kekudusan Tuhan.

Salah satu penyebab kurangnya rasa takut atau malu ketika berbuat dosa adalah adanya jaminan keselamatan bagi kita yang beriman kepada Kristus. Memang, kita pasti masuk ke tempat perhentian-Nya yang kekal (ayat 1, 3). Namun, kita masih harus mempertanggungjawabkan hidup kita di hadapan-Nya. Itu sebabnya penulis kitab Ibrani meminta kita waspada (ayat 1) serta taat kepada-Nya (ayat 6, 11). Kita harus memegang erat firman Allah untuk menjaga hidup kita tetap bersih (ayat 12). Sebaliknya, ketika kita menyadari dosa, kita mesti berani menghampiri takhta-Nya (ayat 16). Sebab, Kristus Imam Besar kita (ayat 14, 15) yang mendamaikan kita dengan Allah.

Jadi, ada dua sikap yang tampaknya bertentangan, tetapi harus ada secara bersamaan dalam diri orang percaya. Pertama, sikap takut berbuat dosa; kedua, sikap berani menghampiri Tuhan Yang Mahakudus. Kita harus menyadari bahwa tak ada yang dapat kita sembunyikan dari pandangan-Nya. Di lain pihak, setiap kali kita berdosa, kita mesti punya keberanian untuk segera datang kepada- Nya, memohon pengampunan.

God Bless ^^

Popular Posts

 
Hope and Love Jesus Christ | HLJCC