ShareThis

11 May 2011

SABAT UNTUK MANUSIA


Tuhan mencipta manusia segambar dengan-Nya. Maka, seperti Allah beristirahat setelah 6 hari mencipta, manusia juga butuh istirahat setelah 6 hari bekerja, untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohaninya. Namun orang Farisi mengartikan lain. Mereka komplain ketika murid Yesus memetik gandum pada hari Sabat. Para murid dianggap melanggar Sabat seperti ketentuan para Farisi, tetapi sesungguhnya tidak menurut Taurat.

Yesus tak pernah membatalkan Sabat. Justru Dia berupaya meletakkan fungsi Sabat yang sesuai maksud Allah. Yakni untuk menyejahterakan manusia, bukan membebaninya. Sabat mengingatkan manusia akan Allah Penciptanya, yang memberinya tanggung jawab mengelola cipta-an-Nya selama 6 hari. Agar pada hari ke-7 manusia dapat beristirahat, menikmati jerih lelahnya (Pengkhotbah 2:22, 24), dan memulihkan kesegaran relasi dengan Allah dan sesama, sehingga seluruh hidupnya dipenuhi ucapan syukur. Bagi Israel, Sabat juga mengingatkan akan pembebasan Allah dari Mesir dan masuknya mereka ke Kanaan, negeri perjanjian (Ulangan 5:15).

Mengabaikan Sabat berarti mengabaikan Allah, Pencipta yang memelihara dan menyelamatkan manusia. Menikmati ciptaan tanpa memedulikan penciptanya membuat manusia mengilahkan materi dan dirinya sendiri. Inilah dosa terbesar. Kedatangan Kristus membebaskan manusia dari perbudakan dosa dan hukum buatannya sendiri, yang membelenggunya. Apakah Anda masih diperbudak pekerjaan demi mengejar materi dan pemuasan nafsu jasmani? Datanglah kepada Yesus Sang Pembebas. Belajarlah kepada-Nya agar Anda mampu menikmati hidup sebagaimana yang Allah mau --SST

God Bless ^^

Popular Posts

 
Hope and Love Jesus Christ | HLJCC