ShareThis

14 December 2010

Untuk membentuk kita

Ayat : Ratapan 3:21-39

Ada sebuah lagu yang syairnya bernuansa pengucapan syukur, yang dilandaskan dari ayat 22-23 dalam bacaan hari ini. Namun ternyata konteks aslinya adalah penderitaan yang begitu kelam. 

Setelah Yeremia menggambarkan penderitaan yang terus memuncak dari stanza ke stanza sejak Ratapan 3:1, yang me-muncak dengan pahit serta getir empedu dan racun (19-20), sekonyong-konyong ia memalingkan muka dari kekelaman itu dan menyatakan bahwa kendati kekelaman melanda hidup, ada secercah harapan karena kasih setia Tuhan yang terus hadir. Dalam segala keadaan hidup Tuhan setia bersama umat-Nya. Kalau begitu, kenapa umat masih merasakan kesulitan hidup? Kenapa Tuhan tidak mengangkat saja semua penderitaan? Yeremia memberikan jawaban di ayat 26 dst.: Tuhan tidak senang melihat umat-Nya menderita, tetapi manusia membutuhkan tekanan itu bagi kehidupannya. Senada dengan 1 Petrus 1:6-7, bagian Alkitab ini pun hendak menyatakan bahwa penderitaan dan kesulitan hidup adalah bagian yang esensial dari pembentukan karakter manusia.

Ayat 26-29 menggambarkan proses pematangan yang dialami seorang muda ketika ia mengalami kesulitan hidup sedangkan ayat 32-38 menggambarkan proses "tak kasat mata" yang terjadi dari pihak Allah. Dapat dikatakan itulah pernyataan iman Yeremia yang melandasi pengharapannya di tengah kekelaman hidup. Pada akhirnya Yeremia mengingatkan kita bahwa di tengah kesulitan hidup, beriman kepada Tuhan adalah hal yang mendasar (39). Maka tugas kita bukanlah menebak-nebak apa yang terjadi di pihak Tuhan (apa rencana Tuhan, kenapa Tuhan berbuat begini, dsb.). Yang terpenting adalah jangan melumpuhkan diri dengan mengeluh tanpa henti. Sebaiknya kita berefleksi, merenungkan kembali siapa kita dan bagaimana kita hidup di hadapan Tuhan. Kita juga harus berserah kepada Tuhan sehingga Ia bisa memakai apa pun yang kita alami untuk membentuk karakter kita hingga semakin memuliakan nama-Nya.

God Bless ^^

Popular Posts

 
Hope and Love Jesus Christ | HLJCC